2019
DOI: 10.24252/kesehatan.v12i1.7157
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Anemia Defisiensi Besi Dan Indeks Massa Tubuh Terhadap Siklus Menstruasi Remaja Putri

Abstract: Prevalensi anemia di dunia adalah 46 % menurut WHO dan 68 % wanita berdasarkan Riset Kesehatan Dasar mengalami haid tidak teratur. Gangguan siklus menstruasi berdampak meningkatnya risiko penyakit kanker dan kardiovaskuler. Anemia dan status gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi menstruasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh anemia dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap siklus menstruasi remaja putri. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian k… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 5 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…[13] Hasil yang sama diperkuat oleh penelitian Sri Hidayati dkk yang menyebutkan juga bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi. [14] Hasil yang berbeda disampaikan Ade Krisna dkk bahwa IMT berhubungan dengan siklus menstruasi, dimana remaja putri yang memiliki IMT tidak normal memiliki peluang 0.25 kali mengalami siklus haid yang tidak normal dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki IMT normal. Pada IMT kurus, siklus menstruasi yang tidak teratur dapat terjadi karena lemak tubuh sedikit, lemak tubuh yang sedikit dapat menyebabkan androgen yang diaromatisasi dan berdampak pada berkurangnya kadar estrogen, sehingga dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak normal.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…[13] Hasil yang sama diperkuat oleh penelitian Sri Hidayati dkk yang menyebutkan juga bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi. [14] Hasil yang berbeda disampaikan Ade Krisna dkk bahwa IMT berhubungan dengan siklus menstruasi, dimana remaja putri yang memiliki IMT tidak normal memiliki peluang 0.25 kali mengalami siklus haid yang tidak normal dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki IMT normal. Pada IMT kurus, siklus menstruasi yang tidak teratur dapat terjadi karena lemak tubuh sedikit, lemak tubuh yang sedikit dapat menyebabkan androgen yang diaromatisasi dan berdampak pada berkurangnya kadar estrogen, sehingga dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak normal.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Prevalensi anemia adalah sedikit lebih tinggi di daerah pedesaan, tetapi penelitian terbaru menekankan meningkatnya prevalensi anemia anak muda yang tinggal di perkotaan. Survei Kesehatan di Jammu dan Kashmir menunjukkan bahwa 10,8% remaja mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, 53,4% remaja menderita anemia (Kannan & Achuthan, 2017) Penelitian yang dilakukan oleh (Mustika, Hidayati L, Kusumawati, & Lusiana, 2019)di UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2018 dengan judul anemia defisiensi besi dan indeks massa tubuh terhadap siklus menstruasi remaja. menunjukkan hasil 15 persen, remaja putri mengalami anemia, 48,3 persen IMT tidak normal dan 46,7 persen siklus menstruasi tidak normal dan Tidak terdapat pengaruh anemia dan indeks massa tubuh terhadap menstruasi remaja putri.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Estrogen kadar tinggi menyebabkan umpan balik terhadap FSH menjadi terganggu sehingga tidak mencapai kadar puncak dan mengganggu pertumbuhan folikel sehingga menyebabkan pemanjangan dari siklus menstruasi Hipotalamus bekerja dalam menghasilkan GnRh, lalu GnRh akan merangsang pituitari dalam menghasilkan LH dan FSH sehingga merangsang pertumbuhan folikel hingga ovulasi dan peningkatan kadar estrogen oleh folikel pada pertengahan siklus. Apabila terjadi gangguan pada proses umpan balik tersebut maka akan terjadi gangguan ovulasi (2), (15).…”
Section: Pembahasanunclassified