2018
DOI: 10.21831/imaji.v16i2.22442
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Angklung Piano Dengan Penggerak Motor Elektrik

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi seperangkat alat musik angklung yang mampu merancang bangun sehingga teknik memainkan angklung tidak digoyang dengan tangan secara manual namun tinggal menyentuh seperti  tuts piano. Angklung akan digoyang dengan penggerak baling-baling motor dinamo electric. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan proses disesuaikan dengan karya musik dengan urutan sebagai berikut: pengumpulan data, desain produk, validasi desain,… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2019
2019
2019
2019

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…angklung; sunda; psikoedukasi; kompetensi psikososial; religiusitas kan fungsi sosialnya melalui penerapan komunikasi multikultur dalam pertunjukan dan mengintegrasikannya dengan budaya kontemporer (Rachmi, 2019). Namun, perkembangan budaya kontemporer juga membawa konsekuensi pada munculnya kebutuhan untuk menjadikan angklung sebagai instrumen musik yang bisa dimainkan oleh semakin sedikit orang (Pradoko & Priyanto, 2016), atau satu orang (Pradoko, Rusdewanti, & Fu'adi, 2018), bahkan sudah dibuat instrumen angklung yang hanya oleh satu orang dapat memainkan melodi, harmoni, dan bas sekaligus yang disebut sebagai angklung garbha swara (Pradoko, Diah, & Silaen, 2017). Transformasi angklung dari instrumen musik kolektif menjadi instrumen musik solo (individual) berdampak pada hilangnya potensi angklung sebagai instrumen musik psikoedukatif, karena potensi tersebut melekat pada unsur kekolektifan dari instrumen angklung tradisional.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…angklung; sunda; psikoedukasi; kompetensi psikososial; religiusitas kan fungsi sosialnya melalui penerapan komunikasi multikultur dalam pertunjukan dan mengintegrasikannya dengan budaya kontemporer (Rachmi, 2019). Namun, perkembangan budaya kontemporer juga membawa konsekuensi pada munculnya kebutuhan untuk menjadikan angklung sebagai instrumen musik yang bisa dimainkan oleh semakin sedikit orang (Pradoko & Priyanto, 2016), atau satu orang (Pradoko, Rusdewanti, & Fu'adi, 2018), bahkan sudah dibuat instrumen angklung yang hanya oleh satu orang dapat memainkan melodi, harmoni, dan bas sekaligus yang disebut sebagai angklung garbha swara (Pradoko, Diah, & Silaen, 2017). Transformasi angklung dari instrumen musik kolektif menjadi instrumen musik solo (individual) berdampak pada hilangnya potensi angklung sebagai instrumen musik psikoedukatif, karena potensi tersebut melekat pada unsur kekolektifan dari instrumen angklung tradisional.…”
Section: Pendahuluanunclassified