Kota Yogyakarta memiliki beberapa Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) salah satunya di Piyungan. TPST Piyungan sempat ditutup selama beberapa minggu, penutupan sementara TPST Piyungan dikarenakan penumpukan sampah yang besar. Sampah organik salah satunya biji pepaya dibuang secara langsung tanpa adanya pengolahan lebih lanjut sehingga akan berdampak pada lingkungan sekitar berupa pencemaran lingkungan yaitu bau tidak sedap yang dihasilkan dari limbah tersebut. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa akan membantu mengurangi masalah sampah tersebut dengan membuat sabun cuci piring dari limbah biji papaya. Pembuatan sabun cuci piring ini menggunakan ekstrak biji pepaya sebagai zat aktif. Bahan pendukung lain yang digunakan ialah sodium lauryl sulfate, texapon, NaCl, sodium benzoate, propilenglikol, oleum citri, dan aquadest. Uji yang dilakukan pada sabun cuci piring ini adalah uji aktivitas antibakteri. Uji ini dilakukan dengan menggunakan metode cakram, media yang digunakan media padat, dan bakteri yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus. Hasil uji antibakteri diperoleh dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Sabun cuci piring ekstrak biji papaya formula 1 dengan konsentrasi 2,5% memiliki daya hambat yang paling besar dibandingkan yang lainnya. Formula 2 dengan konsentrasi 5% memiliki daya hambat yang cukup baik dan formula 3 dengan konsentrasi 7% memiliki daya hambat yang paling rendah.