Nanopartikel perak banyak dikembangkan karena sifat-sifatnya sebagai antibakteri, digunakan dalam berbagai bidang industri, diantaranya industri kulit. Kulit dapat dikonversi menjadi aneka barang kulit dengan sentuhan finishing yang eksotis seperti ecoprint dan batik kulit. Agar barang dari kulit tersebut awet, perlu ditambahkan antibakteri dalam proses penyamakan kulit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh nanopartikel perak dengan reduktor ekstrak daun Sambiloto dan kulit pisang Kepok sebagai anti bakteri pada kulit domba tersamak. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis nanopartikel perak yaitu nano partikel perak dengan komposisi 40 ml perak nitrat dan 1 ml ekstrak daun Sambiloto serta nano partikel perak dengan komposisi 40 ml perak nitrat dan 1 ml ekstrak kulit pisang Kepok. Hasil uji aktivitas pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli, menunjukkan bahwa daun Sambiloto sebagai reduktor mempunyai kemampuan terbaik untuk menghambat bakteri E.coli. Hasil analisis FTIR menunjukkan penurunan absorbansi gugus -OH, N-H-, dan -C=O, namun tidak terjadi reaksi kimia yang signifikan pada permukaan kulit selama pengendapan nanopartikel perak pada kulit. Pengamatan morfologi kulit menunjukkan bahwa nanopartikel dengan ekstrak reduktor daun Sambiloto dan kulit pisang Kepok menggunakan SEM, menunjukkan adanya nanopartikel perak berbentuk bulat (spherical) berwarna putih menyebar dan terdeposit di seluruh jaringan kulit.