Pendahuluan: Bahan pengisi saluran akar yang digunakan hingga saat ini adalah gutta percha yang dalam aplikasinya harus dikombinasikan dengan sealer saluran akar. Sealer yang baik harus memiliki skala radiopasitas yang tinggi sehingga dapat dibedakan densitasnya dengan jaringan disekitarnya, tujuannya supaya sealer dapat diidentifikasi maupun di monitor bila terjadi kerusakan pada gigi setelah dilakukan perawatan. Tujuan penelitian ini menganalisis perbedaan radiopasitas antara sealer berbahan dasar resin epoksi, sealer berbahan MTA, dan sealer berbahan dasar biokeramik pada teknik radiografi periapikal dengan menggunakan densitometer. Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dua puluh tujuh sampel penelitian dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok I sealer berbahan dasar resin epoksi. Kelompok II sealer berbahan dasar MTA. Kelompok III sealer berbahan dasar biokeramik. Ketiga kelompok dimasukkan ke dalam cincin plastik berukuran 10 x 1 mm, kemudian dilakukan pengambilan gambar dengan teknik radiografi periapikal digital menggunakan dental x-ray yang beroperasi di 70 KVp dan 8 mA dengan jarak fokus ke jarak 30 cm dan eksposur distandarisasi untuk 0,25 detik. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan densitometer, data yang dihasilkan kemudian dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga kelompok terdapat perbedaan radiopasitas secara signifikan (p<0,05). Sealer berbahan dasar resin epoksi (12,9 mmAl) secara signifikan lebih radiopak daripada sealer berbahan dasar biokeramik (8,04 mmAl) dan sealer berbahan dasar MTA (6,90 mmAl). Radiopasitas dipengaruhi oleh komposisi bahan kimia, media kontras anorganik, nomor atom, komposisi radiopacifier dan densitas pada sealer. Simpulan: Sealer berbahan dasar resin epoksi memiliki radiopasitas tertinggi dibandingkan dengan yang berbahan dasar MTA dan biokeramik. ABSTRACTIntroduction: Nowadays, gutta-percha is widely used as the root canal filling material. However, in its application, it must be combined with a root canal sealer. A good sealer must have a high radiopacity scale value to distinguish its density from the surrounding tissue. In addition, the sealer must be able to be identified and monitored concerning the damage to the teeth after treatment. The purpose of this study was to analyse the radiopacity differences between sealers based on epoxy resin, mineral trioxide aggregate (MTA), and bioceramics on periapical radiographs using a densitometer. Methods: This research was analytic observational with a cross-sectional method. Twenty-seven study samples were divided into three groups. Group I consisted of an epoxy resin-based resin. Group II consisted of an MTA-based sealer. Group III consisted of a bioceramic-based sealer. The three groups were put in a 10 x 1 mm plastic ring. The radiographic images were taken using digital periapical radiography using dental x-rays operating at 70 KVp and 8 mA with a focal distance of 30 cm and exposure standardised to 0.25 seconds. Observations were performed using a densitometer, and the resulting data were then analysed using the One-Way ANOVA test. Results: The results showed that there was a significant difference in radiopacity (p<0.05). Epoxy resin-based sealers (12.9 mmAl) were significantly more radiopaque than bioceramic-based sealers (8.04 mmAl) and MTA-based sealers (6.90 mmAl). Radiopacity is influenced by chemical composition, inorganic contrast medium, atomic number, radiopacifier composition and sealer density. Conclusions: Epoxy resin-based sealers have the highest radiopacity compared to MTA and bioceramic-based sealers.