Application of CBT in Coping with Compulsive Buying on Online Shopping by Young Adult Woman

Abstract

The purpose of this study is want to know how the results of cognitive behavior therapy (CBT) application in coping with compulsive buying on online shopping by young adult woman. Compulsive buying is defined as buying behavior done by individual repetitively, happens automatically as response toward inner state or certain events. The buying behavior which often done tend to be excessive until finally cause problem in life. CBT is a psychological intervention which handle the interaction among how people thinks, feels and behaves. Online shopping is a process of buying goods or services from someone who sell through internet. The number of samples in this study consist of 113 young women with age between 20 to 30 years old which obtained from online questionnaires. From 113 subjects, it is found that there are 5 people with high level of compulsive buying and doing online shopping several times a week. In the process, only 2 people remains who are willing to continue through until the intervention started. This study used one-group pretest-posttest design, which measure compulsive buying among participants by using compulsive buying scale (CBS). After the participants are given manipulation with CBT, then there will be remeasurement towards compulsive buying using CBS again. According to the results of intervention, it is known that CBT can reduce the frequency of online shopping both subjects and reduce the level of compulsive buying tendency according to CBS. Factors which supports change are good cooperation from the subjects and motivation to change. Key Words: CBT, compulsive buying, online shopping

Mengubah Perilaku Compulsive Buying Pada Remaja Melalui Cognitive Behavioral Therapy : Literature Review

“…Berdasarkan laporan Nielsen Consumer & Media View Survey periode 2011-2015, tercatat bahwa barang yang paling sering dibelanjakan secara online oleh konsumen di Indonesia adalah pakaian. Nielsen menyebutkan 5 barang yang paling sering dibelanjakan konsumen di e-commerce terdiri dari pakaian (69%), peralatan rumah tangga/home appliance (10%), buku (7%), tiket travel (7%), & komputer (6%) (Lesmana et al, 2017). Akan menjadi gaya hidup, kebiasaan & akhirnya menjadi budaya yang disebut dengan budaya konsumtif apabila sikap konsumtif yang muncul tanpa adanya hambatan atau penyaringan (Fitri & Nursalim, 2013).…”

“…Perasaan & emosi, dua hal ini sangat menjadi motif terbesar konsumen untuk berbelanja, maka sering kali pembelian dilakukan tanpa proses berpikir & tanpa mempertimbangkan kebutuhan sesungguhnya akan produk atau jasa yang dibeli (Lesmana et al, 2017). Menurut Nielsen Company, perusahaan riset di Indonesia, setiap tahunnya tren pembelanja di Indonesia berkembang semakin impulsif yang dibuktikan berdasarkan data Nielsen menunjukkan pada tahun 2010, 21% pembelanja tidak pernah merencanakan barang yang ingin dibeli dan hasil ini mengalami kepesatan dibandingkan pada tahun 2003 yang hanya 10%.…”

“…Menurut Edwards (1993), compulsive buying behaviour merupakan bentuk abnormal dari belanja dan pengeluaran di mana konsumen yang terlibat memiliki suatu dorongan sangat kuat, tidak terkontrol, kronis, dan berulang untuk belanja dan menghabiskan uang. Penghabisan uang secara kompulsif secara khusus berfungsi sebagai cara untuk meringankan perasaan negatif seperti stress dan kecemasan (Lesmana et al, 2017). Individu dengan compulsive buying behaviour sering berada pada kondisi mendesak sehingga akan mengalami tension (ketegangan) yang mengharuskan mereka untuk segera membeli (Dwarawati, 2015).…”

“…(3) Pembelian atau perilaku belanja yang berlebihan tidak hanya terjadi secara khusus selama periode hypomania, akan tetapi bisa juga terjadi pada episode mania (Faber, 2010). Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian kompulsif adalah pembelian yang dilakukan individu secara repetitif, terjadi secara otomatis sebagai respon terhadap kondisi perasaan atau peristiwa tertentu (Lesmana et al, 2017). Cognitive behavior therapy merupakan pendekatan konseling yang berfokus pada pembenahan kognitif yang menyimpang akibat peristiwa yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis (Palupi, 2018).…”

“…Cognitive behavior therapy merupakan pendekatan konseling yang berfokus pada pembenahan kognitif yang menyimpang akibat peristiwa yang merugikan dirinya baik secara fisik maupun psikis (Palupi, 2018). Cognitive behavioral therapy adalah intervensi psikologis yang menangani interaksi antara cara berpikir, merasakan dan berperilaku (Lesmana et al, 2017). Selain itu, cognitive behavioral therapy dianggap penggabungan terapi perilaku dan kognitif yang sebagian besar berfokus pada bekerja dengan klien.…”