ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH FLY ASH UNTUK PENANGANAN LIMBAH CAIR AMONIA.Komposit abu terbang/TiO2 berhasil dibuat menggunakan TiO2 P25, abu terbang dari PT Pupuk Kaltim, dan surfaktan kationik hexadecyltrimethylamonium bromide (HTAB). Komposit dikarakterisasi Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray Analysis (SEM-EDX) serta diuji coba untuk mendegradasi amonia dalam fotoreaktor. Perbandingan massa abu terbang dan TiO2 yang optimum adalah 2:1 (1 g/250 mL limbah cair amonia) dan dapat mengeliminasi amonia cair sebesar 79 % dalam 180 menit. pH optimum untuk mendegradasi amonia adalah pH 11. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa abu terbang dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi amonia cair di lingkungan dengan bantuan fotokatalis TiO2. Pada penelitian ini juga dibahas kinetika reaksi degradasi amonia yang mengikuti model kinetika Langmuir-Hinshelwood.
PENDAHULUANPada Inpres No.2 tahun 2010 mengenai revitalisasi industri pupuk, PT Pupuk Indonesia melakukan revitalisasi dengan melakukan penghematan bahan baku dan energi. Substitusi dari gas bumi menjadi batubara sebagai sumber bahan bakar pabrik menjadi salah satu langkah penghematan bahan baku dan energi. Dengan adanya pengembangan pembakaran batubara, maka pengolahan limbah dari pembakarannya menjadi hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Menurut PP No. 85 tahun 1999, tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), untuk PLTU yang menggunakan bahan bakar batubara, maka fly ash dan bottom ash dikategorikan sebagai limbah B3 karena mengandung oksida logam berat, sehingga penggunaannya harus sesuai dengan ketentuan di dalamnya (Wardhani, Sutisna, dan Dewi 2012). Pembakaran batu bara menghasilkan sisa pembakaran berupa limbah padat abu dasar 25 % (bottom ash) dan abu terbang 75 % (fly ash) (Lestiani, Santoso, dan Adventini 2013). Pengolahan dan penyimpanan limbah abu terbang yang terbentuk memerlukan biaya yang besar, sehingga pemanfaatan abu terbang menjadi salah satu solusi yang bisa dilakukan. Saat ini, aplikasi dari abu terbang ini banyak dipelajari di teknik sipil, sebagai adsorben untuk logam berat, molekul organik, pewarna dari limbah cair, dan produksi zeolit (Li et al. 2008). Dominasi kandungan SiO 2 dan Al 2 O 3 , menyebabkan abu terbang memiliki kemampuan adsorpsi seperti halnya zeolit yang memiliki komponen yang sama, meski memiliki kisi yang berbeda.