Luka adalah keadaan dimana terjadi kerusakan jaringan tubuh yang mengganggu proses seluler normal yang melibatkan jaringan ikat, otot, dan kulit syaraf. Banyak tumbuhan herbal yang telah dilaporkan memiliki efektifitas dalam penangan luka, salah satunya adalah tumbuhan pacing (Costus speciosus) baik akar maupun daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan konsentrasi dari daun pacing yang dapat menyembuhkan luka sayat pada hewan uji kelinci. Ekstrak daun pacing diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hewan uji yang digunakan adalah Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Setiap hewan uji dibuat 5 kelompok, yaitu konsentrasi ekstrak 5%, konsentarsi ekstrak 10%, konsentrasi ekstrak 20%, kontrol negatif (basis gel), dan kontrol positif (salep betadin®). Setiap punggung kelinci dibuat menjadi 3 daerah yang telah dicukur dan diberikan sayatan pada daerah tersebut sepanjang 1 cm dengan kedalaman 0,3 cm. Pengukuran panjang luka sayat dilakukan setiap hari selama 7 hari, hasil pengukuran akan digunakan untuk perhitungan persentase kesembuhan yang kemudian akan dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis dan dilanjutkan menggunakan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelompok konsentrasi ekstrak 20% menunjukkan penyembuhan luka paling baik sebesar 91% dengan panjang luka 0,09 cm pada hari ke-7 dengan nilai p sebesar 0,016. Nilai ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap persentase penyembuhan luka sayat pada setiap kelompok hewan uji. Senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun pacing adalah senyawa flavonoid, tanin dan saponin. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun pacing (Costus speciosus) memiliki efektifitas dalam penyembuhan luka sayat pada hewan uji.