Latar Belakang: Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi ibu hamil KEK di Indonesia mencapai angka 17,3%. Kondisi KEK pada ibu hamil dapat memberikan dampak berupa keguguran, bayi lahir prematur, bayi lahir cacat, dan juga berat bayi lahir rendah yang dapat berpengaruh pada kejadian stunting di kemudian hari. Prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 6,2%, di provinsi Jawa Timur sebesar 3,7%, dan di Lumajang sebesar 4,9%.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis di wilayah kerja Puskesmas Gesang, Lumajang pada Tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang menggunakan data sekunder dengan populasi seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas Gesang Lumajang pada tahun 2020 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel dengan jumlah 49 orang ibu hamil KEK.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,3% ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) tergolong dalam kategori usia tidak berisiko yaitu diantara 20-35 tahun, usia kehamilan ibu KEK mayoritas pada trimester 2 dan 3 masing-masing memiliki persentase 38,8%, sebagian besar ibu hamil KEK tidak mengalami anemia (87,8%), status gravida ibu hamil KEK tertinggi adalah primigravida (71,4%), pada kehamilan pertama (jarak kehamilan 0 bulan) mayoritas terjadi ibu hamil KEK (71,4%), dan 61,2% ibu hamil yang mengalami KEK memiliki status gizi normal.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gesang, Lumajang yaitu usia ibu, usia kehamilan, status anemia, gravida, jarak kehamilan, dan status gizi ibu.