Sektor pariwisata di Kulon Progo menunjukkan penurunan dalam hal pengembangan pariwisata daerah. Faktor penyebabnya adalah promosi yang belum mampu memaksimalkan ketersediaan teknologi informasi. Beberapa tempat wisata yang belum terkelola seperti Candi Pringtali, Gua Lawangsih dan Gua Kiskendo. Kekurangan yang membuat obyek wisata kurang terjangkau oleh wisatawan antara lain akses jalan yang sulit, medan yang menanjak dan terjal, jalan yang rusak, serta minimnya penerangan jalan. Maka dibuatlah sebuah aplikasi pengenalan wisata berbasis AR. Metode yang digunakan adalah Multimedia Development Lifecycle (MDLC) mulai dari pembuatan konsep aplikasi, desain, pengumpulan materi, implementasi sistem, dan pengujian. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) tentang Pengenalan Tempat Wisata di Kulon Progo yang telah diuji dengan persentase penilaian sebesar 76,9% yang berarti aplikasi dapat diterima