Pendahuluan: Umur lanjut akan mengalami berbagai permasalah yang dapat memengaruhi kondisi tubuh dan pergerakan di sehari-hari, termasuk pada sistem muskuloskeletal non-bedah. Salah satu dampaknya adalah penurunan pada sistem muskuloskeletal akibat penuaan, yang sering kali mengakibatkan gangguan keseimbangan, penurunan fleksibilitas lumbal, nyeri pinggang, osteoarthritis pada lutut, dan penurunan kekuatan otot panggul.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, wawancara, dan kuesioner berbentuk Google Form untuk mengumpulkan data. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian dengan analitik dan pendekatan kuantitatif, khususnya cross-sectional. Populasi dalam pengambilan data mencakup 121 lansia di Panti Pelayanan Lansia Bojongbata Pemalang, dan metode total sampling digunakan.
Hasil: Analisis data menunjukkan mayoritas lansia berumur 70-74 tahun (59,50%) dan perempuan (82,65%). Gangguan muskuloskeletal non-bedah yang paling umum adalah penurunan fleksibilitas lumbal (44,64%). Hasil analisis faktor menunjukkan adanya hubungan antara (p=0,034) dan jenis kelamin (p=0,000) dengan kejadian gangguan muskuloskeletal non-bedah. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dan kejadian gangguan muskuloskeletal non-bedah (p=0,277).
Simpulan: Lansia dengan umur 70-74 tahun, mayoritas perempuan, dan beragam pekerjaan sebelumnya memiliki kecenderungan mengalami gangguan muskuloskeletal non-bedah. Penurunan fleksibilitas lumbal menjadi masalah utama. Umur dan jenis kelamin memainkan peran dalam kejadian gangguan muskuloskeletal pada lansia.
Kata Kunci: lansia, gangguan musculoskeletal, non-bedah, obervasional