This study aims to determine servant leadership on organizational citizenship behavior (OCB) with employee empowerment and leader-member exchange (LMX) as a mediating variable and gender as a moderating variable in PT Mandiri (Persero) Tbk Region I / Sumatra 1. Analytical research design Multiple regression is used as an analytical tool to determine the direction of the variables studied and to justify how significant the influence of the independent and dependent variables is through the mediating and moderating variables. In this study using an associative method with a quantitative approach. In this study, a population of 113 employees and a sample of 113 employees at PT Mandiri (Persero) Tbk Region I / Sumatra 1. The results of this study indicate that the variable servant leadership has no significant effect on organizational citizenship behavior (OCB) moderated by gender. Servant leadership has a significant effect on organizational citizenship behavior (OCB) mediated by employee empowerment. Servant leadership has a significant effect on organizational citizenship behavior (OCB) mediated by leader-member exchange (LMX).Penelitian ini bertujuan menguji dampak kepemimpinan melayani terhadap organizational citizenship behavior (OCB) melalui pemberdayaan pekerja dan interaksi atasan bawahan sebagai pemediasi dan gender sebagai pemoderasi di PT Mandiri (Persero) Tbk Region I / Sumatra 1. Metode selisih mutlak, uji t sampel bebas, dan metode kausal step dari Baron & Kenny digunakan sebagai teknik analisis untuk menguji hipotesis penelitian. Populasi dan sampel adalah 113 karyawan outsoucing di PT Mandiri (Persero) Tbk Region I/Sumatra 1 dengan penggunan teknik sampling jenuh. Hasil riset membuktikan bahwa kepemimpinan melayani tidak berdampak signifikan terhadap OCB dengan gender sebagai pemoderasi. Gender bukanlah variabel moderasi dalam model penelitian ini. Karyawan outsourcing baik laki-laki maupun perempuan memiliki persepsi yang sama baiknya terhadap kepemimpinan melayani yang berlangsung di perusahaan dan memberikan respon yang sama dalam bentuk perilaku OCB yang relatif tinggi antar kedua kelompok karyawan tersebut. Keberadaan variabel kepemimpinan melayani sudah cukup sebagai anteseden munculnya perilaku OCB yang baik pada diri karyawan, tanpa diperkuat atau diperlemah oleh karakteristik gender karyawan. Kepemimpinan melayani juga berdampak signifikan dalam membentuk OCB dimediasi pemberdayaan pekerja dan interaksi atasan dan bawahan. Pemimpin yang menerapkan karakter kepemimpinan kasih sayang, pemberdayaan, visi dan kerendahan hati akan mampu memberdayakan pekerja dengan lebih baik dan mengkondisikan interaksi antara atasan dan bawahan yang mampu membentuk perilaku OCB yang kontributif bagi organisasi. Perusahaan perlu mengkondisikan pemberdayaan pekerja dan interaksi atasan bawahan antara lain upaya-upaya memperbesar berbagi kekuasaan, informasi, pengetahuan, ganjaran, penghargaan dan kepatuhan. Riset lanjutan juga perlu dilakukan dengan landasan teoritis dan empiris atas berbagai variabel yang dapat mempengaruhi OCB dan memprediksi kinerja karyawan dengan lebih akurat.