Two species of semelparity Nypa palm worms can only reproduce once during their lifetime lives sympatrically. This reproductive is a unique strategy for allocating energy and fecundity to maximize fertility and larval survival. Information about energy allocation and fecundity of semelparity Nypa palm worms is not yet available. This study aimed to obtain data on the strategy of two species of sympatric Nypa palm worms related to total energy allocation, fecundity, and larval survival. Energy allocation determining by the proportion between reproductive energy and somatic energy. Fecundity was calculated based on the total number of oocytes obtained from the same individual samples used for energy measurement. Larvae survival was counting the trochophore and 3-setigers larvae resulting from fertilization. Energy allocation, fecundity, and survival were analyzed descriptively. The results showed that both sympatric species allocated energy for reproduction. The fecundity of Namalycastis rhodochorde was higher than that of Namalycastis abiuma, but had lower larval survival than N. abiuma. Fecundity in N. rhodochorde is a strategy to compensate for the low survival rate. Meanwhile, N. abiuma had lower fecundity but had high larval survival. Fecundity and larval survival between the two sympatric Nypa palm worm species differed, but both allocated the same energy. Different larval survival yet similar energy allocation is their strategy to survive in the same environmental conditions. Dua spesies cacing nipah semelparitas yang hanya dapat melakukan reproduksi sekali selama hidupnya ditemukan hidup secara simpatrik. Kemampuan adaptasi ini mengindikasikan adanya strategi yang khas dalam mengalokasikan energi dan fekunditasnya sehingga dapat memaksimalkan fertilitas dan sintasan larva, namun informasi tersebut masih belum tersedia. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data strategi dua spesies cacing nipah simpatrik terkait dengan alokasi energi total, fekunditas, dan sintasan larva. Alokasi energi dideterminasi dengan menghitung proporsi antara energi reproduksi dan energi somatis. Fekunditas dihitung berdasarkan jumlah total oosit yang didapatkan dari sampel individu yang sama dengan yang digunakan untuk pengukuran energi. Penghitungan sintasan dilakukan dengan menghitung jumlah larva trokofor dan larva 3-setiger hasil fertilisasi. Data alokasi energi, fekunditas, dan sintasan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kedua spesies simpatrik mengalokasi energi untuk reproduksi. Fekunditas Namalycastis rhodochorde lebih tinggi dibandingkan Namalycastis abiuma, namun memiliki sintasan larva yang lebih rendah dari N. abiuma. Fekunditas pada N. rhodochorde merupakan startegi untuk mengimbangi rendahnya sintasan. Sementara itu, N. abiuma memiliki fekunditas yang lebih rendah namun memiliki sintasan larva yang tinggi. Fekunditas dan sintasan larva antara kedua spesies cacing nipah simpatrik ditemukan berbeda namun keduanya mengalokasi energi yang sama. Perbedaan fekunditas dan sintasan serta persamaan alokasi energi merupakan strategi spesies simpatrik untuk dapat bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang sama.