Schistosomiasis in Indonesia only found in Napu and Bada Highlands, Poso district and Lindu Highlandsin Sigi district, Central Sulawesi Province. Schistosomiasis in Indonesia caused by Schistosoma japonicumand Oncomelania hupensis lindoensis is the intermediate snail host. The mapping of snail foci areas in2017 showed that there was a significant change in the spread of the snail's foci. This paper aimed todescribe the density and infection rate of S. japonicum cercariae in the snail host in the endemic areasof schistosomiasis in Central Sulawesi Province. The mean O.hupensis lindoensis snail density in Napuranged from 0.9 to 6.6/m2, with mean rates of cercariae infections ranging from 0.4% to 21.4%. The snaildensity average in Lindu ranging from 3/m2 to 69,1/m2, with 4.4%-72.9% of cercariae infections. In badathe snail density ranged from 0.1 to 4.9/m2, with mean rates of cercariae infections ranging from 0% to14.9%. Bivariate analysis showed there was no correlation between snail density and cercariae infectionrate with schistosomiasis case (p value> 0.05).Keywords : Schistosomiasis, density, infection rate, Oncomelania hupensis lindoensis, Central Sulawesi
AbstrakSchistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Dataran Tinggi Napudan Dataran Tinggi Bada, Kabupaten Poso serta Dataran Tinggi Lindu, Kabupaten Sigi. Schistosomiasisdi Indonesia disebabkan oleh Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelaniahupensis lindoensis. Pemetaan daerah fokus pada tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat perubahanyang signifikan dalam penyebaran fokus keong. Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan kepadatandan infection rate serkaria S.japonicum pada keong perantara schistosomiasis di wilayah endemisschistosomiasis di Provinsi Sulawesi Tengah. Rerata kepadatan keong O.hupensis lindoensis di Napuberkisar dari 0,9 – 6,6/m2, dengan rerata tingkat infeksi serkaria berkisar antara 0,4% sampai 21,4%, diLindu kepadatan keong berkisar antara 3/m2 sampai 69,1/m2, dengan tingkat infeksi serkaria 4,4%¬72,9%,dan di Bada kepadatan keong berkisar antara 0,1 – 4,9/m2, dengan rerata tingkat infeksi serkaria berkisarantara 0 % sampai 14,9%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada korelasi antara kepadatan keong dantingkat infeksi serkaria dengan jumlah kasus schistosomiasis nilai p value > 0.05.Kata kunci: Schistosomiasis, kepadatan, tingkat infeksi, Oncomelania hupensis lindoensis, SulawesiTengah