Brothers in conflict: reading the Prophet Obadiah against the context of the political and religious hostility and violence in Nigeria

Abstract

This article discusses the resemblances between the text of the Prophet Obadiah and Nigeria within the political, economic, ethnic, and religious contexts of conflict and hostility of the latter. It puts forward the divine scandal, parental attitude of favouritism, and the careless disposition as well as the manipulative role of the Israelite and Edomites' progenitors as the foundational root factors for the expression of generational hostility presented in this prophetic book. In contrast, the article holds the British colonial legacy and the Muslim Hausa-Fulani political manipulative domination and its self-imposed superiority de facto status accountable as the propelling aggravating factors for the incessant political and religious conflicts and hostility in Nigeria. It concludes by proposing the application of divine moral laws by people in governance in order to achieve for the country a just, fair, equitable, and a cohesive Nigerian society of true brotherhood and nationhood.

Hukuman Tuhan Terhadap Narsisisme Kolektif

“…Kitab Yeremia ditulis pada masa sebelum dan saat pembuangan Yehuda ke Babilonia yaitu sekitar tahun 627-575 sM yaitu pada masa nabi Yeremia hidup (Assis, 2014). Maka dari semua peristiwa penjarahan yang dialami oleh Yehuda, penulis menyetujui pendapat dari Aben Ezra, Luther, Calovius, Michaelis, Schurrer, Bertheau dan Holzapfel bahwa teks ini ditulis pada masa kejayaan Nebukadnezar, raja Babel yaitu setelah kejatuhan Yerusalem dan kejatuhan bangsa Edom terhadap kerajaan Babilonia yaitu sekitar tahun 586-553 sM (Biwul, 2017).…”

“…Ketika Ishak dan Ribka, orang tua dari Esau dan Yakub, berdoa untuk meminta keturunan kepada Tuhan, maka Tuhan mengabulkannya dan memberitahu kepada Ribka bahwa ada dua suku bangsa yang akan lahir, yang satu akan lebih kuat dan yang tertua akan menjadi hamba kepada yang termuda. Peran Ilahi tersebut kemudian menjadi konflik jangka panjang dalam hubungan antara keluarga Esau dan Yakub yang menimbulkan masalah dalam nubuatan teks Obaja (Biwul, 2017).…”

“…Ketika melihat Edom dan Yehuda dari sudut pandang Kejadian, hal tersebut merupakan suatu peristiwa sejarah yang menonjolkan perbuatan penipuan, manipulasi dan pemusatan diri. Hal tersebut diatur dengan narasi tindakan campur tangan Tuhan, kecerobohan Esau dan sikap manipulatif Yakub (Biwul, 2017).…”

“…Edom ternyata terlibat aktif dalam peristiwa jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 sM. Bangsa Edom memanfaatkan situasi dan berkolaborasi secara aktif dengan kekuatan Babel dalam agresinya melawan Yehuda (Biwul, 2017). Edom membantu dalam penghancuran kota Yerusalem dan dalam penjarahan yang segera menyusul.…”