Salah satu sumber albumin adalah ikan gabus (Channa striata). Albumin dapat mengalami kerusakan yang diakibatkan proses oksidasi selama penyimpanan. Enkapsulasi dapat menjadi salah satu teknologi yang dapat mempertahankan mutu albumin dari kerusakan oksidatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas ekstrak hidrolisat ikan gabus (C. striata) yang dienkapsilasi dengan minyak berbeda (VCO, zaitun, kemiri, atau wijen) dengan lama penyimpanan 8 minggu. Penelitian terdiri atas beberapa tahap yang meliputi ekstraksi hidrolisat ikan gabus, proses enkapsulasi (maltodekstrin + minyak sesuai perlakuan), dan dilakukan perlakuan penyimpanan 0, 2, 4, 6, dan 8 minggu pada suhu kamar (± 25°C). Parameter yang diamati adalah kadar albumin, kapasitas antioksidan, asam lemak bebas, kadar air, dan kadar abu. Hasil pengujian memperlihatkan perlakuan jenis minyak bahan enkapsulasi berpengaruh terhadap kadar albumin, sedangkan waktu penyimpanan tidak berpengaruh terhadap perubahan kadar albumin. Selain itu, perlakuan perbedaan jenis minyak bahan enkapsulasi dan waktu penyimpanan memberikan pengaruh terhadap kapasitas antioksidan, asam lemak bebas, kadar air, dan kadar abu ekstrak hidrolisat ikan gabus. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa minyak kemiri merupakan bahan enkapsulasi terbaik, diiikuti oleh minyak wijen, minyak zaitun, dan VCO. Ekstrak hidrolisat ikan gabus yang dienkapsulasi dengan minyak kemiri hanya mengalami penurunan 0,79% setelah disimpan selama 8 minggu, lebih rendah dari perlakuan dengan minyak wijen (1,02%), minyak zaitun (1,35%), dan VCO (1,72%).