Determining factors in the development of sustainable oyster mushroom agribusiness is an important issue presently considering oyster mushrooms have good opportunities and potential. This research aims to identify prioritizing factors in the development of sustainable oyster mushroom agribusiness in Kubu Raya Regency West Kalimantan Province. This research uses the descriptive method. Respondents were 30 key informants from related agencies (Agriculture Office of Food Crops and Horticulture, agricultural extension workers, researchers in horticulture, oyster mushroom entrepreneurs, and oyster mushroom traders). The research was conducted from March to June 2018. Data were analyzed by the Analytical Hierarchy Process (AHP) analysis. The result indicates that supporting facilities aspect is the most important criterion to be considered. The main sub-criteria are oil palm empty fruit bunches (OPEFB) potential (ecology), return on investment (financial), perception and attitudes of the community in consuming oyster mushrooms (socio-culture), capital (institution), labor availability (human resources), adoption readiness (technology), and market (supporting facilities). The main subsub criterion is market demand.Abstrak: Penentuan faktor-faktor dalam pengembangan agribisnis jamur tiram berkelanjutan merupakan isu yang penting saat ini mengingat jamur tiram memiliki peluang dan potensi yang baik untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan faktor-faktor dalam pengembangan usaha agribisnis jamur tiram berkelanjutan di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yaitu metode deskriptif. Responden yaitu key informan berjumlah 30 orang yaitu pihak instansi terkait (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, penyuluh pertanian, peneliti bidang hortikultura, pengusaha jamur tiram, dan pedagang pengumpul jamur tiram). Penelitian dilakukan bulan Maret sampai Juni 2018. Analisis data menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil mengindikasikan bahwa aspek sarana penunjang adalah kriteria utama yang paling penting untuk dipertimbangkan. Sub-kriteria utama yaitu potensi tandan kosong kelapa sawit (ekologi), tingkat pengembalian investasi (finansial), persepsi dan sikap masyarakat dalam mengkonsumsi jamur tiram (sosial budaya), kelembagaan permodalan (kelembagaan), ketersediaan tenaga kerja (sumber daya manusia), kesiapan adopsi teknologi (teknologi), pasar (sarana penunjang). Sub-sub kriteria utama yaitu permintaan pasar.Kata kunci: AHP, tandan kosong kelapa sawit, sarana penunjang, permintaan pasar