Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang di Kabupaten Nganjuk (Kajian Folklor Lisan)

Abstract

Abstrak; Cerita rakyat merupakan suatu bentuk karya sastra lisan dan suatu kebudayaan kolektif yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi satu ke generasi penerusnya. Cerita rakyat tersebut digunakan sebagai penanda atau ciri-ciri dalam setiap daerah. Didalam cerita rakyat terdapat sebuah pesan moral yang bisa diambil dan dijadikan pedoman untuk kehidupan bermasyarakat. Salah satu cerita rakyat yang menjadi salah satu kebudayaan kolektif di Kabupaten Nganjuk, yaitu Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang. Sebagian masyarakat yang berada di Kabupaten Nganjuk mengerti cerita rakyat ini. Didalam Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang terdapat pesan moral yang bisa dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian budaya yang menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggunakan kajian folklor lisan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa dokumen hasil wawancara dan ovservasi. Hasil wawancara dan observasi tersebut kemudian diolah melalui proses transkripsi yang kemudian dianalisa. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana isi cerita, nilai budaya, kegunaan, dan pendapat masyarakat tentang Cerita Rakyat Prahalaya Sima Anjuk Ladang di Kabupaten Nganjuk.; Kata Kunci: Cerita Rakyat, Folklor, Prahalaya Sima Anjuk Ladang.

Analysis of Sumur Deringo Stories in Sumuranja Selatan Village for Elementary School Children

“…A number of studies related to folklore have been carried out before by several researchers, among others, to identify the social relations of society with folklore and describe strategiesresolution conflicts based on the local wisdom of the community and behind the customary prohibitions that exist in folklore (Prasetyo et al, 2020), to find out how the content of folklore, the uses of folklore, community traditions and community opinions regarding folklore (Belinda, 2021;Fusnika & Febriani, 2020) to review folklore and the development of the meaning contained in folklore (Aryawana, 2021;Susilo et al, 2022) and also other research reveals that to analyze the educational values contained in folklore which is used as material learning literature in elementary school students (Wardhani, 2017;Iman & Sulaeman, 2019;Indriyani & Kulsum, 2021;Merdiyatna, 2019;Umri & Syah, 2021).…”

“…The research method that is often used by previous researchers on folklore is a qualitative method with the semiotic theory approach of the Ronald Bathers model (Prasetyo et al, 2020), qualitative with folklore studies (Belinda, 2021), qualitative (Aditya Wardhani, 2017Aryawana, 2021;Susilo et al, 2022), descriptive qualitative (Fusnika & Febriani, 2020;Iman & Sulaeman, 2019) content analysis (Umri & Syah, 2021) and descriptive analysis (Indriyani & Kulsum, 2021;Merdiyatna, 2019). Meanwhile, the analytical techniques used by previous researchers were interviews (Aditya Wardhani, 2017;Susilo et al, 2022), observation, interviews and documentation (Belinda, 2021;Fusnika & Febriani, 2020;Indriyani & Kulsum, 2021;Umri & Syah, 2021) sampling using sampling and snowball techniques (Prasetyo et al, 2020) content analysis (Iman & Sulaeman, 2019) structural analysis (Merdiyatna, 2019) and literature study through data reduction, presentation and drawing conclusions (Aryawana, 2021) .…”