T
Tenaga kerja perempuan yang berkarir di industri konstruksi kerap dihadapkan dengan tantangan-tantangan seperti terbatasnya ruang gerak, kurangnya dukungan, hingga persepsi negatif mengenai kemampuan mereka dalam bersaing di industri konstruksi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dan strategi yang dapat digunakan oleh perempuan dalam berkarir di industri konstruksi. Pentingnya mengetahui tantangan yang dihadapi dan strategi yang dapat digunakan oleh perempuan di industri konstruksi sangat penting untuk menunjang pengembangan karir dari tenaga kerja perempuan. Penelitian ini menggunakan mixed-method yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan sebagai dasar studi awal (preliminary studies) yang bertujuan untuk menginvestigasi komponen terhadap tantangan yang dihadapi dan strategi yang dapat digunakan perempuan dalam berkarir di industri konstruksi dan nantinya menjadi dasar penyusunan kuesioner sebagai instrumen pengambilan data kuantitatif. Metode kuantitatif dilaksanakan untuk melihat tingkatan dari tantangan yang dihadapi dan strategi yang dapat diterapkan oleh tenaga kerja perempuan dalam berkarir di industri konstruksi. Dari penelitian ini teridentifikasi 14 tantangan yang dihadapi dan 10 strategi yang dapat digunakan oleh tenaga kerja perempuan dalam berkarir di industri konstruksi. Tiga tantangan utama yang dihadapi oleh tenaga kerja perempuan di industri konstruksi adalah sedikitnya lowongan/ porsi penerimaan pegawai untuk tenaga kerja perempuan (mean=2,5574), jam kerja yang panjang (mean=1,7541), dan masalah kesehatan (mean=1,6885) dan tiga strategi utama yang dapat digunakan oleh tenaga kerja perempuan di industri konstruksi adalah menjaga kesehatan tubuh (mean=4,5410), program mentoring (mean=4,5082), dan melakukan banyak pelatihan (mean=4,4754).