AbstrakProduksi perikanan tangkap Indonesia mencapai ±6,4 juta ton pada tahun 2014. Jumlah tersebut diperkirakan akan menghasilkan limbah perikanan yang besar, salah satunya gelembung renang yang berpotensi mengandung kolagen, sehingga perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik gelembung renang (proporsi dan kandungan kimia) dan karakteristik kolagen (rendemen dan sifat fisikokimia) yang diekstrak dari gelembung renang ikan cunang (Muraenesox talabon). Limbah gelembung renang memiliki proporsi 0,57-0,67% dari bobot tubuh ikan cunang dan 24,74% protein/100 gram basah (setara 93,39% protein/100 gram kering). Limbah tersebut memiliki potensi kolagen yang dicirikan dengan proporsi asam amino glisin, prolin, hidroksiprolin dan alain yang tinggi. Proses ekstraksi asam maupun hidrotermal menghasilkan ekstrak kolagen, teridentifikasi dari spektrum gugus fungsi amida I, amida II dan amida III. Kolagen yang diekstrak dengan proses asam mengandung glisin yang lebih tinggi dari proses hidrotermal, namun sebaliknya proses hidrotermal menghasilkan ekstrak dengan komposisi asam amino prolin, hidroksiprolin dan alanin yang lebih tinggi.Kata kunci: ikan cunang, isolasi, karakteristik fisikokimia, kolagen, gelembung renang Abstract Indonesian capture fisheries production reached ± 6.4 million tons in 2014. This number was predicted resulted a huge fishery waste, one of them was swim bladder that potentially contain collagen, so it needs to be developed. This aim of this study was to determine the characteristics of the swim bladder (proportion and chemical content) and collagen characteristics (yield and physicochemical properties) extracted from the swim bladder cunang (Muraenesox talabon). Swim bladder waste had proportion 0.57 to 0.67% of whole yellow-piked conger body weight and 24.74% protein/100 g wet weight (equivalent to 93.39% of protein/100 gram dry). The waste had a potency of collagen, which is characterized by the high proportion of the amino acids glycine, proline, hydroxyproline and alain. Acid extraction and hydrothermal process resulted collagen extracts, identified from a spectrum of amide I, amide II and amide III functional groups. Collagen extracted with acid process contained a higher glycine than hydrothermal one, but instead hydrothermal process produced extract with a higher proline, hydroxyproline and alanine composition.