“…CP) 0,049 b 0,024 a 0,036 ab 0,044 b 0,033 ab 0,004 Keterangan: 1) WFS 0 = Wafer ransum limbah inkonvensional tanpa biofermentasi dan suplementasi, WF 1 S 11 = WFS 0 terfermentasi 1,5% cairan rumen dan disuplementasi 0,15% multivitamin-mineral dan 5 % lemak hewan, WF 2 S 12 = WSF 0 terfermentasi 3,0% cairan rumen dan disuplementasi 0,15% multivitamin-mineral dan 10 % lemak hewan, WF 1 S 21 = WFS 0 terfermentasi 1,5% cairan rumen dan disuplementasi 0,30% multivitamin-mineral dan 5 % lemak hewan, dan WF 2 S 22 = WFS 0 terfermentasi 3,0% cairan rumen dan disuplementasi 0,30% multivitamin-mineral dan 10 % lemak hewan, 2) Hurup yang sama pada baris sama, berbeda tidak nyata (P>0.05), 3) SEM = Standard Error of The Treatment Means peningkatan kecernaan nutrien ransum (Tabel 5) sehingga nutrien yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik untuk produktivitas ternak, serta nutrien terbuang yang terbuang dalam wujud emisi polutan melalui feses maupun gas hasil metabolisme rumen berkurang. Hal ini sejalan dengan laporan Washaya et al (2018) yang menunjukkan pemberian ransum yang mempunyai kecernaan lebih tinggi dapat menurunkan emisi metana (% digestibel energi) dari 12,0% menjadi 10,3% sampai 8,0%. Hal ini disebabkan karena hijauan legum dapat mengurangi produksi metana enterik secara signifikan pada kambing.…”