Kajian mengenai gender dan pemosisian perempuan dalam relasi gender dan seks di Indonesia hingga kini terus menjadi diskusi hangat. Bahkan sampai pada April 2019, terbit pemberitaan tentang kampanye daring “Indonesia Tanpa Feminis” yang menjadi viral. Viralitas kampanye Indonesia Tanpa Feminis tersebut juga menjadi pembanding atas adanya penguatan isu perempuan di Indonesia melalui akun Instagram @magdaleneid dan @perempuantagartegar. Diskusi tentang feminisme pun menjadi salah satu perdebatan dalam fenomena tersebut, terlebih karena dua akun tersebut merupakan komunitas pengusung feminisme, yang sifatnya sangat berlawanan dengan kegiatan “Indonesia Tanpa Feminis”. Permasalahan yang sama juga menjadi titik tekan dalam penelitian ini dengan tujuan mendeskripsikan feminisme yang muncul dalam konten kedua akun tersebut jika ditilik melalui konsep feminisme yang dibedakan menjadi dua gelombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten dalam periode enam bulan, dari bulan Maret 2019 - Agustus 2019. Berdasarkan analisis data, terlihat adanya kecenderungan sexism pada kedua akun dengan bentuk benevolent sexism, secara spesifik pada protective paternalism. Pada tataran feminisme second-wave, aspek yang sangat menonjol ada pada aspek antipatriarchy, hal ini sejalan dengan kekuatan yang dibawa oleh dua akun aktivisme tersebut. Aspek feminisme gelombang ketiga yang dilihat dalam konten dua akun tersebut hanya muncul dua dari tiga kategori yang tersedia, yakni doing gender dan reclamation of derogatory words.