2020
DOI: 10.7454/psr.v7i4.1076
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Chloroquine: An Old to be Repurposed Drug For COVID-19 Infection (Risk and Benefit)

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

1
0

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Meskipun demikian, terapi imunosupresan telah dilaporkan dapat mengakibatkan komplikasi yang berat yaitu pneumonia [6]. Obat yang bekerja dengan memodulasi sistem imun, yaitu klorokuin dan hidroksiklorkuin telah digunakan sejak lama dalam tatalaksana penyakit autoimun dan juga telah digunakan untuk terapi COVID-19 [7], sebelum akhirnya pada bulan November 2020, BPOM secara resmi menarik ijin darurat kedua obat tersebut untuk terapi COVID-19. Hidroksiklorokuin masih boleh digunakan untuk terapi autoimun, sementara klorokuin sudah tidak lagi diijinkan untuk digunakan pada penyakit autoimun terkait efek samping pada gangguan irama jantung yang dapat berakibat fatal [8].…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Meskipun demikian, terapi imunosupresan telah dilaporkan dapat mengakibatkan komplikasi yang berat yaitu pneumonia [6]. Obat yang bekerja dengan memodulasi sistem imun, yaitu klorokuin dan hidroksiklorkuin telah digunakan sejak lama dalam tatalaksana penyakit autoimun dan juga telah digunakan untuk terapi COVID-19 [7], sebelum akhirnya pada bulan November 2020, BPOM secara resmi menarik ijin darurat kedua obat tersebut untuk terapi COVID-19. Hidroksiklorokuin masih boleh digunakan untuk terapi autoimun, sementara klorokuin sudah tidak lagi diijinkan untuk digunakan pada penyakit autoimun terkait efek samping pada gangguan irama jantung yang dapat berakibat fatal [8].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Seperti diketahui bahwa hidroksiklorokuin memiliki waktu paruh eliminasi sebesar 40-60 hari, dan hal ini memungkinkan hidroksiklorokuin masih berada di dalam tubuh pasien. Kedua, mayoritas (>50%) subjek diberikan dosis hidroksiklorkuin untuk penyakit rematik autoimun sebesar 200-400 mg/hari, sementara dosis hidroksiklorokuin untuk terapi COVID-19 ialah 800 mg sebagai dosis loading, dan diikuti dosis 400 mg hingga 5-7 hari [7]. Meskipun demikian, tidak dimungkinkan untuk memberikan dosis loading kepada pasien tersebut, dikarenakan pasien telah menggunakan obat tersebut untuk waktu lebih dari 3 bulan.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified