Comparison of Economical Analysis of Wood And Fiberglass Vessels In Randuboto Village, Gresik Regency, East Java

Abstract

Comparison of economical analysis provides information against the level of profits until the feasibility on the ship building business in the Randuboto Village which in general used wood because it is considered more profitable than fiberglass boat. This assumption needs to be substantiated because unknown material are more profitable for manufacture of small ships to capture activity and other necessities. Therefore, the aim of this study is to provide an overview of the cost information and examine the feasibility of business from shipbuilding and ship wood fiber. Research methods using descricptive method with the techniques of sampling method using the census or sampling of satured. Based on the results of the analysis of all the parameters is shortterm i.e. profits and RC ration and long-term analysis with the parameters NPV, IRR, PP and Net B/C, it is unknown the ship building business wood and fiberglass are worthy to be developed but the shipbuilding venture fiber would be more profitable. ABSTRAKPerbandingan analisis ekonomis memberikan informasi terhadap tingkat keuntungan hingga kelayakan pada usaha pembuatan kapal di Desa Randuboto yang pada umumnya menggunakan bahan dasar kayu karena dianggap lebih menguntungkan dari kapal fiberglass. Anggapan ini perlu dibuktikan karena belum diketahui material apakah yang lebih menguntungkan untuk pembuatan kapal-kapal kecil untuk aktivitas penangkapan dan keperluan lainnya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran biaya dan informasi untuk mengkaji kelayakan usaha dari pembuatan kapal kayu dan kapal fiber. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus atau sampling jenuh. Berdasarkan hasil analisis dari semua parameter-parameter jangka pendek yaitu keuntungan dan RC ration dan analisis jangka panjang dengan parameter NPV, IRR, PP, dan net B/C, diketahui bahwa usaha pembuatan kapal kayu dan fiberglass layak untuk dikembangkan tetapi usaha pembuatan kapal fiber akan lebih menguntungkan.Kata kunci: perbandingan ekonomis, keuntungan, kapal kayu, kapal fiberglass. PENDAHULUANAnalisis ekonomis dibutuhkan untuk melihat apakah kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat memberi manfaat yang menguntungkan bagi pemilik usaha dan juga masyarakat luas. Analisis ekonomi perlu dilakukan pada sektor transportasi air, yaitu kapal perikanan karena dengan potensi * Corresponding author: Rizky Chandra Ariesta,

Sistem Pendeteksi Kebocoran Kapal Berbasis IoT

“…Prototype kapal terdiri dari sebuah miniatur kapal berbahan fiberglass [21], dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi sebesar 60, 15, dan 15 cm. Dilengkapi dengan sekat-sekat yang bertujuan untuk membedakan antara kompartemen depan dan belakang sehingga dapat memaksimalkan uji coba yang dilakukan.…”

Literature review on shipyard productivity in Indonesia

“…Nowadays, many fishing boats have constructions composed of composite materials, namely FRP (Fiberglassreinforced Plastic). The number of fishing boats that use FRP indicates that this type of material has also gained a place in the shipping world (Ariesta et al, 2018). According to Xueetal (2020), increasing the ship yard industry's productivity must be accompanied by efforts to increase the efficiency of ship building.…”

Desain Awal Dan Biaya Pembuatan Kapal Operasional Kampus Usn Kolaka Berbahan Fiberglass

“…Gambar 1 Lokasi Kedua Kampus USN Kolaka (Google Maps, 2021) Kapal berbahan fiberglass telah banyak dibuat di Indonesia, karena memiliki kekuatan yang baik serta lebih murah dibandingkan dengan kapal kayu. Biaya penyusutan, biaya perawatan, serta nilai investasi kapal fiberglass juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan biaya-biaya dan nilai investasi kapal berbahan dasar kayu (Ariesta et al, 2018). Selain itu, ketersediaan kayu sebagai bahan baku pembuatan kapal semakin sedikit, sehingga diperlukan alternatif material lain (Pardi dan Afriantoni, 2017).…”