PENDAHULUANPotensi kekayaan alam ikan hias Indonesia telah diakui secara internasional baik tawar maupun laut. Kekayaan keanekaragaman hayati ini semestinya menjadi kekuatan komperatif di berbagai sektor pembangunan ekonomi. Keanekaragaman hayati yang meliputi keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman jenis inilah merupakan potensi yang perlu dimanfaatkan secara berkelanjutan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dengan perkembangan ilmu genetika dan bioteknologi modern, sumberdaya hayati telah dapat digunakan untuk menghasilkan sumber-sumber baru senyawa kimia, gen, varietas, dan produk bioteknologi lainnya baik untuk tujuan ilmiah maupun komersial. Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui bioteknologi modern atau yang dikenal sebagai rekayasa genetika memberi peluang untuk menunjang produksi pertanian, ketahanan pangan, dan peningkatan kualitas hidup manusia.Beberapa puluh pangan transgenik saat ini telah beredar di pasaran. Para pakar rDNA telah mampu memotong atau mencopot suatu gen yang dikehendaki, dari individu hidup apa saja ke individu yang lain. Di bidang akuakultur, telah dilakukan beberapa metode transgenik antara lain penggunaan vektor yang dinamakan replication-defective pantropic retroviral untuk menginfeksi sel lines ikan, kadal air, kodok, dan nyamuk. Metode alternatif lainnya adalah transfer gen dengan bantuan sel. Teknik ini merupakan pengembangan dari metode mikroinjeksi, dengan pertimbangan bahwa untuk menghasilkan ikan transgenik membutuhkan banyak waktu, biaya, fasilitas, dan tenaga. Teknik ini telah berhasil diaplikasikan ke ikan rainbow trout dengan menggunakan sel bakal gonad yang membawa gen GFP. Namun demikian teknik ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat diaplikasikan pada spesies ikan lainnya (Alimuddin et al., 2003).Pada bidang akuakultur teknologi rekyasa genetika yang selama ini telah banyak digunakan untuk ikan-ikan konsumsi (salmon, nila, udang, patin, mas) ini berguna untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan, mengatur kematangan gonad, diferensiasi seks dan sterilitas; meningkatkan resistensi terhadap patogen, mengadaptasi ikan terhadap lingkungan baru (freeze resistance), merubah karakteristik biokimia dari daging ikan sehingga menciptakan rasa daging yang diinginkan, mengubah jalur