Penyiaran di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan ditandai dengan migrasi teknologi (analog switch-off/ ASO). Sayangnya, migrasi yang dicanangkan tidak berlaku pada teknologi penyiaran radio. Ekosistem radio siaran sebelum ASO sudah mengalami penurunan, ditambah dengan tidak dilibatkannya radio dalam keputusan besar dunia penyiaran. Penelitian ini menggunakan paradigma intepretif dan pendekatan studi kasus pada radio siaran swasta di Pekanbaru. Dilakukan dengan metode penelitian campuran konvergen dan menggunakan teori ekologi media serta actor-network theory. Melibatkan 204 orang pendengar sebagai informan yang didekati dengan jalan survei. Penelitian ini melibatkan penanggung jawab media, dan pengawas media yang ditemukan dengan metode purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) media siaran (radio) diwakilkan melalui konektivitas sosial media adalah ekosistem baru yang ditemukan pada unsur proximity radio siaran; (2) relasi melalui teknologi penyiaran menjadi solusi dalam inovasi sebagai upaya konvergensi (broadcast-broadband) sebagai wadah penyiaran baru bagi radio siaran swasta, sehingga dalam upaya menjaga keberlangsungan ekosistem penyiaran (radio) diperlukan konektivitas teknologi dan regulasi dalam menyiapkan wadah baru bagi industri penyiaran khususnya radio siaran.