AbstrakSuatu hal yang sulit bagi guru SMP adalah memposisikan dan mengembangkan anak didiknya yang masih berada pada masa transisi dalam berpikir kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses berpikir kreatif siswa berdasarkan model Wallas. Penelitian ini ada penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data triangulasi. Subjek dikategorikan pada kemampuan tinggi, sedang, dan rendah setelah diberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Objek pada penelitian ini adalah eksistensi bagaimana siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika. Data dianalisis melalui klasifikasi, representasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) terdapat 23,33% siswa tidak tuntas dan hanya mencapai tahap persiapan, disebut kelompok kategori rendah; 2) terdapat 60% siswa mencapai tahap iluminasi meskipun untuk sampai pada tahap ini siswa memerlukan waktu lama, disebut kelompok kategori sedang; dan 3) 16,67% siswa telah tuntas sampai tahap verifikasi, disebut kelompok kategori tinggi. Bagi siswa dengan kategori kemampuan rendah dan sedang masih membutuhkan pendampingan saat mengalami hambatan pada proses berpikir kreatifnya, sedangkan siswa kategori kemampuan tinggi membutuhkan materi pengayaan.
Kata kunci: proses berpikir kreatif, masalah matematika, Model WallasAbstract Developing student's creative thiking is difficult for teacher, especially when they are still in transtition. This study aims to evaluate students' creative thinking process based on the model of Wallas. This is a descriptive and qualitative research where data triangulation is employed. Subjects are categorized into upper, middle, and low category after doing creative thinking ability test. The object of the study is the existence of how junior high school's students solving mathematics problems. Data were analyzed through classification, data representation, and conclusions. The results showed 1) 23,33% of students only reached preparation stage, called low category, 2) 60% of students reached illumination stage though students take a long time, called middle category, and 3) 16,67% of students have completed up to verification stage, called upper category. For students in low and middle category, they still need assistance when experiencing obstacles in the creative thinking process, while the upper category students need enrichment materials.