“…Perilaku negatif anak yang diakibatkan oleh kesalahan pengasuhan dengan menerapkan pola otoriter. Diantaranya akan berakibat pada penurunan sikap sosial hingga 5,5 kali lebih buruk dari pada pola asuh demokratis (Rofita et al, 2021), berdampak pada penurunan kematangan emosional anak (Boediman & Desnawati, 2019), membuat anak mengalami kecanduan internet (Setiawati et al, 2021), meningkatkan perilaku bermasalah (Sumargi et al, 2020), (Indrawati & Muthmainah, 2022) seperti bullying (Krisnana et al, 2019), berakibat pada rendahnya tingkat kepercayaan diri anak (Hadi Kurniyawan et al, 2021), membuat anak semakin agresif (Pratiwi et al, 2019), mempunyai kecenderungan yang tinggi untuk mempunyai sikap intoleran (Wildan & Qibtiyah, 2020), mengganggu kematangan emosional anak, menurunkan sikap self-efikasi (Preston & Salim, 2019), harga diri (Rusuli, 2021) dan menurunkan prestasi akademik (Benga Olla et al, 2018). Selain dampak negatif di atas, pola asuh ototriter juga mempunyai dampak positif seperti bisa meningkatkan kedisiplinan anak (Rofita et al, 2021) dan menambah kepatuhan terhadap orang tua (Pratiwi et al, 2019).…”