2022
DOI: 10.24198/jppm.v3i1.39660
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dampak Pola Asuh Otoriter Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia Prasekolah

Abstract: Perkembangan psikososial anak usia prasekolah atau sekitar 3-6 tahun berada di tahap inisiatif versus rasa bersalah. Orang tua sebagai lingkungan terdekat anak mempunyai peran yang penting dalam mendukung perkembangan sang anak. Salah satu hal yang dapat mendukung perkembang anak ialah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Pola asuh merupakan hubungan atau pola interaksi antara orang tua dan anak untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anak. Pola asuh terbagi menjadi tiga jenis, salah satunya otorite… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(2 citation statements)
references
References 7 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Penelitian ini menemukan bahwa pola asuh otoriter adalah pola asuh dominan di kalangan responden. Pola asuh otoriter ini ditandai dengan adanya aturan dan kontrol yang ketat dari orang tua, hukuman fisik menjadi metode disiplin utama, jarangnya pemberian pujian atau hadiah oleh orang tua, serta komunikasi antara orang tua dan anak yang kurang baik (Fikriyyah et al, 2022)s. Dampak dari pola asuh otoriter ini terhadap anak-anak cukup signifikan.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Penelitian ini menemukan bahwa pola asuh otoriter adalah pola asuh dominan di kalangan responden. Pola asuh otoriter ini ditandai dengan adanya aturan dan kontrol yang ketat dari orang tua, hukuman fisik menjadi metode disiplin utama, jarangnya pemberian pujian atau hadiah oleh orang tua, serta komunikasi antara orang tua dan anak yang kurang baik (Fikriyyah et al, 2022)s. Dampak dari pola asuh otoriter ini terhadap anak-anak cukup signifikan.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Menurut Santrock (Anake and Ada 2015), pola asuh otoriter adalah pola asuh yang memperlihatkan karakteristik dengan memberi sedikit keterangan atau bahkan tidak memberikan keterangan kepada anak tentang alasan-alasan mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak dapat dilakukan. Pola asuh otoriter memiliki beberapa ciri-ciri, seperti mengabaikan alasan-alasan yang masuk akal, serta metode pola asuh anak dengan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskannya, hukuman selalu diberikan orang tua kepada anak yang melakukan perbuatan salah, hadiah atau penghargaan jarang diberikan kepada anak yang telah melakukan perbuatan baik atau telah menunjukkan prestasinya (Fikriyyah, Nurwati, and Santoso 2022). Adapun pola asuh permisif adalah membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang menjadi batasan dari tingkah lakunya (Adawiah 2017).…”
Section: Hasil Danunclassified