Ketidakpastian perekonomian global menjadi ancaman dalam merancang keuangan pemerintah, khususnya pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal ini mengharuskan pemerintah menggunakan pembiayaan APBN melalui utang guna menjamin keberlangsungan program pemulihan ekonomi. Namun, guna mendapatkan strategi pembiayaan APBN yang paling tepat, diperlukannya berbagai pertimbangan melalui manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembiayaan APBN dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global khususnya berkaitan dengan risiko nilai tukar, risiko suku bunga, dan risiko refinansiasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metodologi scoping review yang didapat dengan menggunakan berbagai sumber penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dalam menghadapi risiko nilai tukar, strategi pembiayaan APBN yang tepat adalah dengan memperdalam pasar keuangan disertai oleh inovasi dan diversifikasi sumber pembiayaan, hingga melakukan kebijakan lindung nilai. Kemudian berkaitan dengan risiko suku bunga, pemerintah perlu menerapkan strategi berupa mempertahankan rasio minimum penggunaan utang baru menggunakan suku bunga tetap sebesar 80% serta memaksimalkan pembiayaan utang menggunakan rasio bunga mengambang sebesar 20% sesuai dengan target kuantitatif. Terakhir, kebijakan debt switching dan cash buyback menjadi strategi pembiayaan APBN tepat dalam menghadapi risiko refinansiasi.