ABSTRAKSistem agroforestri terus berkembang mengikuti kebutuhan petani sehingga terjadi pergeseran imbangan ekologi dan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari silvikultur tradisional yang terus berkembang mengarah ke sistem monokulture dan input tinggi. Kondisi ini akan berakibat pada penurunan fungsi sistem agroforestri sebagai bentuk dari kelestarian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dinamika ruang, teknik silvikultur tradisional, dan pengetahuan yang berkembang dalam pengelolaan sistem agroforestri sebagai dasar menyusun pengelolaan yang lebih produktif dan berkelanjutan.Penelitian dilakukan di perbukitan menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta dengan membagi menjadi 3 zona, yaitu dataran rendah (< 300 mdpl), sedang (300-600 mdpl), dan tinggi (> 600mdpl). Pengambilan data dengan melakukan wawancara terhadap 46 informan kunci. Dokumentasi data meliputi pengetahuan lokal dalam praktek agroforestri, dinamika ruang dan manajemennya, silvikultur tradisional, dan orientasi pengelolaan agroforestri. Analisis dilakukan secara deskriptif yang terintegrasi melalui pendekatan diagnosis dan desain dalam agroforestri. Pengelolaan agroforestri baik di pekarangan dan tegalan berdasarkan model pemanfaatan ruangnya ada tiga strata, yaitu agroforestri awal, pertengahan, dan lanjut. Pada zona dataran rendah dicirikan dengan praktek agroforestriawal berbasis pada produksi pangan. Sedangkan di zona tengah dan atas lebih ke agroforestri pertengahan dan lanjut untuk produksi kayu dan jenis di bawah naungan dengan nilai ekonomi yang rendah, tetapi mempunyai diversitas yang tinggi. Silvikultur tradisional yang berkembang mengikuti pergeseran orientasi ke arah monokultur. Atas pertimbangan ini, maka diperlukan skema silvikultur yang adptif (SA) untuk manajemen agroforestri yang produktif dan berkelanjutan (SA-MAPB). Skema SA-MAPB-! Untuk menjaga agar agroforestri terus dapat memproduksi pangan dan turunannya sepanjang pengelolaan dengan tindak silvikultur pengaturan ruang dan berbagi sumberdaya yang intensif. Skema kedua SA-MAPB-2 untuk pengelolaan agroforestri pertengahan dan lanjut yang produktif dengan pendekatan multilayer production melalui pengkayaan jenis yang intensif dan secara manajemen menggunakan pendekatan compatible management antar-unit lahan yang dimiliki oleh petani.
Dina RuslanjariGraduate School Universitas Gadjah Mada
Budi
Ministry of Forestry
ABSTRACTAgroforestry systems (AFS) are emerged to adapt with farmers needs, balancing economic and ecological conditions. In recent years, however, there has been shifting from ecology to economy, where traditional silviculture emphasizes toward more monoculture with high inputs. This condition will result in decreasing ecological function of AFS as one of the epitomes of sustainable. This research aims to know the role of traditional silviculture techniques practiced by farmers and to develop knowledge in AFS management as the basis to compose more productive and sustainable management. The study was conducted in Menoreh mountains, Yogyakarta. There zones based on alti...