This research is conducted to know whether the photolysis method by adding TiO2-anatase can degrade the paraquat compound in Gramoxone pesticide. Photolysis method is conducted by using UV 10 watt lamp at the wavelength of 365 nm. The result shows that photolysis method could degrade the paraquat compound at 4.0 mg/L concentration as 16.02% after 60 minutes irradiation. Paraquat compound with the similar concentration by adding 10 mg unmixed TiO2-anatase could degrade 26.01% after 60 minutes irradiation and 62.30% by mixing TiO2-anatase. Furthermore, paraquat with the same concentration and TiO2-anatase addition could degrade 99.54% after 240 minutes irradiation.
Keywords : degradation, photolysis, paraquat, anatase-TiO2
PENDAHULUANKemajuan teknologi di bidang pertanian telah membuka peluang yang sangat luas bagi penggunaan pestisida. Akan tetapi penggunaan pestisida yang mengandung bahan aktif tertentu secara terus menerus dan tidak memperhatikan petunjuk serta saran penggunaannya dapat mengancam keselamatan lingkungan karena keberadaan residu dari bahan aktif pestisida yang tertinggal di dalam tanah dan di dalam air dapat berpotensi menghasilkan masalah lingkungan yang serius. Hal ini disebabkan karena paraquat merupakan senyawa yang sangat beracun dan berbahaya apabila terhirup, tertelan atau terserap melalui kulit, karena bersifat karsinogenik dan termasuk senyawa non biodegradable.Paraquat diklorida yang dikenal secara sederhana sebagai paraquat adalah salah satu jenis herbisida dengan merek dagang gramoxone® yang berpotensi dapat mencemari lingkungan. Senyawa ini digunakan untuk mengendalikan gulma seperti enceng gondok di danau & di pantai, rumput teki di sawah dan gulma lainnya di perkebunan sawit, kopi, lada, tebu, dan lain-lain. Perkembangan teknologi pertanian yang melibatkan penggunaan senyawa paraquat akan menyebabkan semakin banyaknya residu dari golongan senyawa ini terakumulasi di alam. Hal ini dapat menimbulkan efek yang serius pada lingkungan seperti perairan pantai, danau dan badan-badan air (sungai) yang berada di sekitar daerah pertanian tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha penanganan residu yang tepat dari pemakaian pestisida ini agar residu senyawa tersebut tidak terakumulasi di alam.Pengolahan limbah secara konvensional telah dilakukan dengan beberapa cara seperti dengan cara pengendapan dan penyerapan dengan karbon aktif atau diproses secara mikrobiologi akan tetapi pengolahan limbah dari residu pestisida secara konvensional kurang efektif. Di sisi lain penggunaan karbon aktif hanya dapat menyerap polutan senyawa dengan berat molekul yang rendah dan bersifat non polar. Sedangkan proses mikrobiologi hanya dapat menguraikan senyawa-senyawa biodegradable, sedangkan senyawa non biodegradable tetap berada dalam lingkungan, akibatnya terjadi akumulasi senyawa tersebut di alam [1] .