2019
DOI: 10.26905/jpp.v4i1.2214
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Desa Wisata Berkelanjutan Di Nglanggeran: Sebuah Taktik Inovasi

Abstract: Dikirim: 23 Juni 2018 Innovation important to achieve sustainable organization. Innovation studies in the tourism sector not yet found a reliable theoretical framework and work system. As a result, 8 Tourism Villages in Gunung Kidul Regency threatened to fail. Desa Wisata Nglanggeran (DWN) is claimed to be growing rapidly due to continuous innovation. This study understands the innovation process in DWN using qualitative methods with the Live-in Program as the case. We adopted the innovation framework as a ref… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
6
0
5

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
4
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(11 citation statements)
references
References 11 publications
0
6
0
5
Order By: Relevance
“…Pada satu sisi, telah awam diketahui bersama bahwa Parangtritis secara geomorfologis merupakan wilayah pesisir, namun pada sisi lain fokus kajian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan. Hal serupa terjadi pada banyak kesempatan, misalnya: area interseksi geografis pesisir dan desa (Hanum & Suryawan, 2018;Lemy et al, 2021), pegunungan dan desa (Puspitarini & Anggraini, 2019;Rahmat & Cahyadi, 2019), kepulauan dan kota (Oktaviani & Suryasih, 2019;Panca & Putra, 2016), maupun kepulauan dan desa (Junaid, 2020;Nurdin, 2016), yang mana tesis ini sebenarnya sudah cukup lama mendapat sorotan para peneliti geografi pariwisata (Gibson, 2008;Squire, 1994).…”
Section: Area Geografisunclassified
“…Pada satu sisi, telah awam diketahui bersama bahwa Parangtritis secara geomorfologis merupakan wilayah pesisir, namun pada sisi lain fokus kajian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan. Hal serupa terjadi pada banyak kesempatan, misalnya: area interseksi geografis pesisir dan desa (Hanum & Suryawan, 2018;Lemy et al, 2021), pegunungan dan desa (Puspitarini & Anggraini, 2019;Rahmat & Cahyadi, 2019), kepulauan dan kota (Oktaviani & Suryasih, 2019;Panca & Putra, 2016), maupun kepulauan dan desa (Junaid, 2020;Nurdin, 2016), yang mana tesis ini sebenarnya sudah cukup lama mendapat sorotan para peneliti geografi pariwisata (Gibson, 2008;Squire, 1994).…”
Section: Area Geografisunclassified
“…The recommendation that can be made to improve supporting and fostering in Kertayasa Tourism Village is to take an innovative approach. Previous studies at Nglanggeran Tourism Village applied innovations in packaging and marketing tourism products through the Live-in program (Rahmat & Cahyadi 2019).…”
Section: Controllingmentioning
confidence: 99%
“…Community participation is key to the development of tourism villages because they are the ones who know the potential in their villages, and they also have to benefit from tourism (Perdana 2016). The Tourism Awareness Group (Pokdarwis) can become a tourism village management agency (Rahmat & Cahyadi 2019). Unlike the case in Kertayasa Tourism Village, governance is held by village communities under the Guha Bau Village Owned Enterprises or Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) in this village.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Di tengah era digitalisasi, dengan besarnya potensi yang dimiliki, Muslim milenial memegang peranan penting dalam pengembangan pariwisata Halal. Generasi ini diharapkan dapat melahirkan inovasi untuk mendorong perkembangan wisata Halal, karena dalam setiap usaha baru perlu sebuah regenerasi yang dapat menyebarkan pengetahuan dan pengalaman baru (Rahmat dan Ashadi, 2019). Muslim milenial harus membumikan pariwisata Halal agar pelaku usaha dan bisnis pariwisata menyediakan dan memberikan produk serta fasilitas pendukung untuk tetap menjalankan syariat agama (Mohsin, et al, 2016).…”
Section: Kelompok Milenialunclassified