Tuna, tongkol, cakalang (TTC) merupakan komoditas perikanan bernilai ekonomis penting yang disukai oleh banyak konsumen di Indonesia. Namun demikian, distribusi, penanganan, dan pengolahan komoditas ini masih banyak mengalami kendala, di antaranya kontaminasi bakteri pembentuk histamin (BPH) yang dapat menyebabkan akumulasi histamin dan menimbulkan kerugian kesehatan pada konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi BPH dari komoditas TTC segar yang dijual di pasar domestik, mengevaluasi profilnya, serta mengkarakterisasi kemampuan BPH tersebut dalam menghasilkan histamin. Sebanyak 93 sampel TTC diperoleh dari TPI, pasar tradisional, dan pasar modern di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Dari 318 isolat presumtif BPH yang ditemukan, sebanyak 59 isolat (19%) terkonfirmasi positif gen hdc dan di antaranya sebanyak 43 isolat dikategorikan sebagai BPH prolifik. Hasil sekuensing 16S rDNA menunjukkan sebanyak 30 dari 43 isolat BPH prolifik (69,8%) adalah Morganella morganii. Selain M. morganii, isolat lain yang ditemukan dari semua jenis ikan yang diamati adalah Photobacterium damselae (6,9%), keduanya merupakan BPH mesofilik. Isolat mesofilik lain yang teridentifikasi dari sampel TTC berasal dari genus Klebsiella (4,7%), Proteus (4,7%), Raoultella (4,7%), Shewanella (2,3%), dan Vibrio (6,9%). Keberadaan BPH prolifik ini mengindikasikan adanya potensi akumulasi histamin pada produk akhir TTC apabila dalam penanganan dan pengolahannya tidak menerapkan sistem rantai dingin dengan benar.