Developing “Leadership Intelligence (CI2) Framework” Inside Social Media to Develop An Ethical Leader using the Johari Window Method

Abstract

At this time, leadership and social media are two things that cannot be separated. Social media becomes an information technology media for leaders to be able to communicate about their vision and purpose. Therefore, leaders must be able to use social media effectively in order to influence the community with what they think. There are three problems caused by leaders in social media which are classified into three types such as narcissistic, compulsive and paranoid. These three things become big problems in leadership on social media and therefore, we need the formula to solve the problems. The Johari Window method is a method that has four perspectives in developing four leadership classifications such as open leaders, blind leaders, hidden leadership, and unknown leaders. If these three types and four classifications are put together, a framework will be produced called "Leadership Intelligence (CI2) Framework", the next one will produce a formula S = W.L2, where this formula will produce wise leaders on social media. This journal is the development of the journal Developing "Framework Intelligence (CI3)" Inside Social Media Using Johari Window Methods and The Development and Implementation of Wise Netizen (E-Comment) In Indonesia. As a result, this journal will give an answer and solve the problem of an ethical leader on social media and how to decrease a hoax that can affect the leader on social media. This research will continue until it produces a CI1 formula that will combine culture and leadership into a social media formula in generating positive communication, creating a positive culture and making a big impact on society.

Pengaruh Digital Marketing, Goldilock Effect, dan Loyalitas Pelanggan Terhadap Keputusan Pembelian Online Pengguna Aplikasi Matahari

“…Pada era globalisasi ini, perkembangan ekonomi ditandai dengan adanya pasar tanpa batas wilayah atau antar negara, adanya revolusi teknologi komunikasi dan informasi pada akhirnya mampu menciptakan media baru (online) (Mukaromah & Purnamasari, 2016). Strategi pemasaran sekarang mengharuskan semua perusahaan guna memanfaatkan Internet seandaikan cara guna mencapai pelanggan global, yang bisa memiliki efek transformatif pada berbagai bagian dari kehidupan, pula di dalamnya evolusi dunia bisnis (Gamayanto & Purnamasari, 2019). Dalam hal ini, perusahan dapat menarik konsumen dengan pemasaran secara online sehingga diharapkan mampu memberikan dampak pada keputusan konsumen untuk melakukan pembelian secara berulang.…”

Penyuluhan Game & Psikologi 1.0 Pada SMA Negeri 3 Semarang

“…Jika salah satu tidak berhasil, ia mengubah hipotesis dan mencoba yang berikutnya. Video game adalah pengalaman yang didorong oleh tujuan, kata Gee, yang merupakan dasar untuk belajar; (14) Pemetaan -Pemain menggunakan peta dalam game atau membuat peta di kepalanya untuk bernavigasi di dunia maya.…”

“…Di samping itu, bermain game aksi menyebabkan penyederhanaan tugas dan pembelajaran semacam itu memiliki efek jangka panjang [4] Game juga dapat dihubungkan dengan melatih kepemimpinan, dimana jika dapat diarahkan dengan benar, maka game akan dapat mengembangkan berbagai tipe kepemimpinan secara positif. Untuk penjelasan mendetails mengenai hal ini, dapat dilihat pada jurnal yang telah diterbitkan mengenai social profiling [13]; [14] Gambar 3. Penyuluhan game & psikologi 1.0 tahap ketiga Solusi/alternatif lainnya adalah orang tua harus dapat memperhatikan anak-anaknya, terutama dalam bermain game atau bermain lainnya.…”

Pelatihan & Implementasi Social Media Profiling Untuk Meningkatkan Kompetensi Pada SMA Negeri 3 Semarang

“…Social media mengubah hampir seluruh pola kehidupan kita saat ini, dengan terdapatnya social media, perubahan yang terjadi menjadi signifikan, sebagai contoh: kita dapat memperoleh informasi dengan cepat, kita dapat berkomunikasi secara lebih efektif dan efesien, dan memperluas koneksi kita dengan orang-orang baru [1], [2], [3]. Social media adalah P2P (people to people), artinya kita berhubungan dengan berbagai macam orang dan hal ini dapat mengubah paradigma kita dalam pola-pola kebiasaan dan kebudayaan yang baru.…”