Produksi gula mengalami penurunan disebabkan oleh rendahnya rendemen pada tebu. Salah satu solusinya adalah dengan pemuliaan tanaman yang dimulai dari mengidentifikasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dari Klon SB27, Klon SB28, Klon SB30, Klon SB31, Klon SB32, Klon SB33, Klon SB34, Klon SB35, dan Klon SBHijau serta klon yang memiliki potensi terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu Klon (Klon SB27, SB28, SB30, SB31, SB32, SB33, SB34, SB35, dan SBHijau) diulang 3 kali dengan variabel pengamatan meliputi variabel pertumbuhan dan deskripsi tanaman Data pengamatan kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA). Jika terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji DMRT 5% dan uji korelasi. Berdasarkan deskripsi, Klon SB28 memiliki kecenderungan terhadap tetua cenning. Klon SB35 dan SB27 memiliki kecenderungan tetua PSBM 901. Klon SB32 dan SB31 memiliki kecenderungan dengan tetua VMC 71-738. Klon SB30 dan SB34 memiliki kecenderungan terhadap tetua VMC 76-16. Dan klon SB Hijau memiliki kecenderungan dengan tetua PS 862. Terdapat perbedaan nyata sembilan klon tanaman temu pada variabel tinggi batang, jumlah batang, diameter, dan brix. Tidak terdapat korelasi yang nyata dari semua variabel pengamatan.
Kebutuhan gula nasional beberapa tahun terakhir masih belum tercukupi dan mengalami penurunan dikarenakan rendahnya nilai rendemen pada tebu. Pemuliaan tanaman dilakukan sebagai solusi untuk menghasilkan varietas tebu baru yang memiiki potensi hasil yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan hasil tanaman dari Klon SB03, Klon SB19, dan Klon SB02 serta klon yang memiliki potensi terbaik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu Klon (Klon SB03, Klon SB19, dan Klon SB02) diulang 3 kali dengan variabel pengamatan meliputi variabel pertumbuhan dan hasil. Data pengamatan kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA). Jika terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji BNT 5%, uji korelasi dan heritabilitas. Terdapat perbedaan nyata tiga klon tanaman tebu pada variabel pertumbuhan dan hasil. Klon SB03 memiliki diameter batang 3,1 cm, tinggi batang 315 cm, Jumlah ruas 23, jumlah anakan 3, Brix 17%, dengan bobot batang tebu 7,04 ton/ha. Klon SB02 memiliki diameter batang 3,0 cm, tinggi batang 302 cm, jumlah ruas 25, jumlah anakan 3, Brix 18% dengan bobot batang tebu 7,84 ton/ha. Klon SB19 memiliki diameter batang 3,5 cm, tinggi batang 283 cm, jumlah ruas 27, jumlah anakan 3, Brix 22% dengan bobot batang tebu 9,8 ton/ha. Terdapat korelasi nyata searah diameter batang dengan bobot batang dab Brix (0,739, 0,758). Nilai heritabilitas ketiga klon 0,14 sampai 0,30 atau tergolong sedang cenderung rendah. Dari ketiga klon yang diamati, klon SB19 memiliki potensi vegetative dan generative yang baik.
The productivity of sugarcane in Indonesia is still decreasing due to the low value of crystal produced per hectare. One of the main and fundamental factors is the limited availability of superior varieties. The purpose of this study was to determine the differences in growth andyield of clones SB01, SB03 clones, SB04 clones, SB11 clones, SB12 clones, SB19 clones andSB20 clones as well as sugarcane clones that had the best growth. This study used a randomized block design with one factor, namely sugarcane clones SB01, SB3 clones, SB04 clones, SB011 clones, SB12 clones, SB19 clones, SB20 clones. Each replication consisted of 7 sugarcane clones. Which was repeated three times with observation variables which included growth andyield variables. The data were then analyzed using ANOVA variance. If there is a significant difference, continue with the 5% BNT test. There were significant differences between seven sugarcane clones in growth andyield variables in sugarcane. Of the seven clones observed, clone SB12 had good vegetative andgenerative potential with the highestyield of160.67 tons/ha, clone SB01 had the highestyield potential, 11.3% and clone SB01 had the highest crystallizationpotential. namely with a value of 17.6 tons/ha.
Produksi gula di Indonesia cenderung mengalami penurunan di tahun 2015-2019. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas tebu yaitu melalui penciptaan varietas unggul baru melalui persilangan tanaman. Selain itu, praktik budidaya tanaman tebu di lahan kering secara monokultur dan terus menerus menyebabkan terjadinya degradasi kesuburan tanah. Penggunaan pupuk bio-slurry dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi tanah. Pentingnya pengelolaan hara dibutuhkan tidak hanya untuk meningkatkan hasil produktivitas tanaman tebu melainkan juga untuk keberlanjutan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara 9 klon tanaman tebu dengan pemberian pupuk organik cair bio-slurrry terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tebu keprasan satu, serta heritabilitas dan kemajuan genetik dari karakter 9 klon tanaman tebu. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Hollywood, Gresik. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Februari hingga Mei 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (split plot) dengan dua faktor yaitu klon yang terdiri dari 9 taraf perlakuan. Faktor kedua yaitu pemberian pupuk organik cair bio-slurrry yang terdiri dari 2 taraf perlakuan. Kedua faktor tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh 27 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga ulangan, sehingga didapatkan 81 unit percobaan. Analisis data menggunakan Anova uji F 5% jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan uji DMRT 5%, uji korelasi, uji heritabilitas, dan nilai kemajuan genetik. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara 9 klon tanaman tebu dengan pemberian pupuk bio-slurrry pada pertumbuhan vegetatif yaitu pertambahan jumlah ruas pada umur 32 minggu dengan nilai rata-rata tertinggi 3,33 pada perlakuan Klon SB Hijau dan bio-slurry 15 ml/rumpun dan rerata tertinggi 3,83 pada perlakuan Klon SB32 dan bio-slurry 15 ml/rumpun pada umur 34 minggu. Nilai heritabilitas dan kemajuan genetik dengan kategori tinggi terlihat pada karakter tinggi batang (20,55%). Maka, karakter tersebut dapat secara efektif untuk diwariskan dari tetuanya. Kata kunci: Pupuk Bio-slurrry Cair, Tanaman Tebu
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.