Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kondisi nomophobia mahasiswa ditinjau dari gender, tahun masuk universitas, akses internet perhari dan jumlah sosmed. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa tahun masuk 2015 (0,29%) 2016 (0,34%), 2017 (0,37%), dengan usia 19-23 tahun dengan jumlah 205 mahasiswa (laki-laki = 17,6%; perempuan = 82,4%). Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental (non probability sampling). Instrumen yang digunakan adalah instrumen nomophobia yang berjumlah 33 item. Data dianalisis menggunakan analisis perangkat lunak JASP dengan teknik deskriptif. Temuan pada penelitian ini adalah adanya perbedaan nomophobia di kalangan mahasiswa, rata-rata laki-laki (M = 99.7) lebih tinggi daripada perempuan (M = 93.82). Selain itu, temuan lain pada penelitian ini adalah adanya peningkatan nomophobia mahasiswa setiap tahun masuk terlihat dari nilai rata-rata sebesar 91.98 untuk tahun masuk 2015, 93.69 untuk tahun masuk 2016, dan 98.21 untuk tahun masuk 2017. Dan ada kesamaan antara durasi internet per hari dengan jumlah akun sosmed dalam mempengaruhi peningkatan nomophobia mahasiswa.