ABSTRACT. Combining Ability of Waxy Corn InbredABSTRAK. Pemulia tanaman memanfaatkan potensi hibrida antarinbred untuk mempelajari mutu genetik tetua. Uji daya gabung menggunakan analisis diallel memberikan petunjuk potensi efek heterosis suatu hibrida, yang dapat dimanfaatkan pada program pemuliaan. Metode II Griffing dapat digunakan untuk menghitung respon F1, dengan cara menganalisis penampilan tetua dan F1. Penelitian ini menggunakan delapan inbred jagung pulut sebagai tetua dalam persilangan setengah diallel, yang menghasilkan 36 entri termasuk tetua. Desain penelitian adalah rancangan acak kelompok dengan dua ulangan, dua baris (5 m) per petak percobaan. Penelitian dilaksanakan di Gowa, Sulawesi Selatan, dari April sampai Juli 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui nilai korelasi fenotipik, Daya Gabung Umum (DGU), Daya Gabung Khusus (DGK) dan efek heterosis tetua. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh nyata antargenotipe untuk semua peubah, kecuali jumlah biji/baris. Nilai korelasi fenotipik tertinggi terhadap hasil biji diperoleh dari peubah diameter tongkol (r = 0,86). Pengaruh DGU pada karakter hasil tidak nyata untuk semua genotipe, tetapi nyata untuk bobot 1.000 biji, panjang tongkol, dan diameter tongkol. Nilai tertinggi didapatkan dari tetua P8 dengan nilai DGU 38.375 untuk peubah bobot 1.000 biji. Pengaruh DGK nyata untuk hasil biji dan komponen hasil, kecuali jumlah baris/tongkol dan jumlah biji/baris tongkol. Nilai tertinggi DGK diperoleh dari persilangan P1 x P5 dengan nilai 0,532, hasil biji 2,29 t/ha, mid parent heterosis 71%. Hasil biji F1 tertinggi didapatkan dari persilangan P4 x P8 mencapai 2,32 t/ha dengan heterosis 50,9%. Berdasarkan hasil biji dan DGK pasangan P1 x P5 dan P4 x P8) dinilai berpotensial untuk dikembangkan sebagai varietas hibrida jagung pulut.Kata kunci: Jagung pulut, dialel, daya gabung, heterosis.