Respon metabolisme tubuh terhadap luka bakar terjadi melalui dua fase, yaitu fase ebb dan fase Flow. Fase flow, yang meliputi fase anabolik dan katabolik ditandai dengan curah jantung yang tinggi (CO) dan peningkatan respons metabolik. Jika respon metabolik tidak ditangani dengan baik maka akan menyebabkan lamanya pengobatan, komplikasi dan kematian. Nutritional Risk Screening (NRS-2002) memiliki nilai spesifisitas yang lebih tinggi daripada MUST dalam kasus trauma. Sedangkan alat skrining The Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) menunjukkan nilai sensitivitas yang lebih tinggi dari NRS-2002, dalam mendeteksi gangguan gizi. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pengukuran observasional atau post test. Serta desain studi cross sectional. Analisis diagnostik dengan pemeriksaan albumin dan hemoglobin darah sebagai standar. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan consecutive sampling sesuai kriteria inklusi yang terdiri dari 48 responden. Untuk menentukan nilai spesifisitas dan sensitivitas NRS-2002 dan MUST menggunakan analisis tabel kontingensi dan untuk AUC (Area Under Curve) dengan analisis Receiver Operating Characteristic (ROC). Nilai sensitivitas pada MUST sesuai prediksi kondisi metabolik lebih tinggi dibandingkan dengan NRS 2002 yaitu 36,1% dan 16,8%, namun nilai spesifisitas NRS 2002 lebih tinggi dari MUST untuk prediksi kondisi metabolik yaitu 46,2% dan 100% untuk spesifisitas. NRS-2002 memiliki nilai spesifisitas dan AUC lebih besar dari MUST. NRS 2002 memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi pasien secara lebih tepat dengan hasil negatif dan menunjukkan tidak adanya kondisi metabolisme.Â