2020
DOI: 10.33366/rfr.v10i1.1604
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dinamika Modal Sosial Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pada Desa Wisata Halal Setanggor: Kepercayaan, Jaringan Sosial Dan Norma

Abstract: Penelitian ini dilatari konteks ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Setanggor di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil panen yang biasa mengalami penurunan tiap kali terjadi musim kemarau karena sawah-sawah tidak bisa ditanami menyebabkan sebagian besar penduduk laki-laki yang memiliki mata pencaharian sebagai petani hanya menganggur. Melihat potensi besar yang dimiliki oleh Desa Setanggor, Ida Wahyuni seorang anggota masyarakat Desa Setanggor, mempelopori dengan memanfaatkan modal sosial yang ada pada masyarak… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

1
5
0
12

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 21 publications
(18 citation statements)
references
References 0 publications
1
5
0
12
Order By: Relevance
“…Ditambah lagi, Desa Setanggor juga memiliki kekayaan seni budaya seperti: gamelan; seni tari; drama tradisional; kebiasaan dan ritual religius sebagai implikasi dari kehidupan masyarakat suku Sasak (Sukmayeti & Utami, 2018;Utami, 2020), suguhan makanan minuman tradisional; kekayaan alam; kerajinan tenun berbahan alam; kehidupan sehari-hari; instrumen gong berusia ratusan tahun; tradisi memaos atau membaca naskah lontar; dan atraksi wisata yang dipadukan dengan nilai-nilai Islam seperti wisata ngaji di berugak / balai-balai tengah hamparan sawah memberikan pengalaman baru bagi setiap wisatawan yang datang ke Desa Setanggor, khususnya wisatawan Muslim (BappedaNTB, 2018). Seluruh potensi seperti: keindahan alam; kesenian dan budaya lokal dapat dikemas menjadi produk wisata alternatif yang sangat potensial dalam menarik minat berkunjung wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara baik Muslim maupun non-Muslim.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Ditambah lagi, Desa Setanggor juga memiliki kekayaan seni budaya seperti: gamelan; seni tari; drama tradisional; kebiasaan dan ritual religius sebagai implikasi dari kehidupan masyarakat suku Sasak (Sukmayeti & Utami, 2018;Utami, 2020), suguhan makanan minuman tradisional; kekayaan alam; kerajinan tenun berbahan alam; kehidupan sehari-hari; instrumen gong berusia ratusan tahun; tradisi memaos atau membaca naskah lontar; dan atraksi wisata yang dipadukan dengan nilai-nilai Islam seperti wisata ngaji di berugak / balai-balai tengah hamparan sawah memberikan pengalaman baru bagi setiap wisatawan yang datang ke Desa Setanggor, khususnya wisatawan Muslim (BappedaNTB, 2018). Seluruh potensi seperti: keindahan alam; kesenian dan budaya lokal dapat dikemas menjadi produk wisata alternatif yang sangat potensial dalam menarik minat berkunjung wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara baik Muslim maupun non-Muslim.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satu cara yang dapat mengintegrasikan seluruh potensi yang ada, yakni menjadikan Desa Setanggor sebagai desa wisata halal, yang setiap pengembangannya tidak merusak nilai-nilai yang dipercayai oleh masyarakat dan kualitas lingkungan tidak mengalami penurunan atau rusak, serta dapat memaksimalkan keuntungan ekonomi untuk masyarakat lokal (Utami, 2020). Karena pariwisata halal membawa dampak positif bagi pengembangan nilai-nilai agama Islam, juga kepatuhan umat Muslim terhadap agamanya (Akyol & Kilinc, 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses pembangunan yang mendorong inisiatif masyarakat dalam memperbaiki kondisi dan situasi yang ada dilingkungan masyarakat itu sendiri (V. Y. Utami, 2020). Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandiriannya (H. N. Utami et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Rasa percaya ini terbentuk karena kemampuan pemilik dalam menciptakan motif batik serta memperkenalkan Batik Pinang di masyarakat luas serta menjadi pengrajin pertama di Desa Capang. Hasil temuan serupa milik Utami menjelaskan bahwa bukti nyata atas aksi yang telah dilakukan suatu individu atau kelompok mampu menciptakan rasa percaya diantara masyarakat dapat berpotensi sebagai agen dalam perubahan (Utami, 2020). Perspektif modal sosial berpegang kuat pada tingkat tingginya rasa percaya yang dimiliki akan menentukan terjadinya kerjasama (Gunawan, 2021).…”
Section: Kepercayaanunclassified