Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi adopsi biosekuriti pada peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Sidrap-Sulawesi Selatan. Lokasi penelitian selain terkenal sebagai pusat peternakan ayam ras petelur, juga menjadi salah satu kabupaten yang pernah terserang wabah flu burung. Populasi peternak ayam ras petelur pada dua kecamatan yang populasinya terbanyak yaitu Baranti dan Maritengngae sebanyak 600 peternak. Total sampel adalah 60 responden (10%) dari populasi. Sampel ditentukan secara stratified random sampling. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisa menggunakan skor status biosekuriti. Status biosekuriti diperoleh dari tindakan biosekuriti yang terdiri dari 9 macam, yaitu: sarana produksi peternakan, lalu lintas ke kandang, jarak antara sumber penyakit ke kandang, keadaan kandang, biosekuriti disekitar kandang, biosekuriti antara pagar dan kandang, biosekuriti di pintu kandang, lalu lintas dalam kandang dan pencegahan penyakit. Untuk menganalisa data, digunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi biosekuriti dipengaruhi oleh jender, umur, pendidikan, pengalaman beternak, pendapatan peternak, jumlah tanggungan keluarga, dan modal sosial. Kontribusi variabel ini terhadap adopsi biosekuriti adalah 20%, hanya pendapatan peternak, jumlah anggota keluarga dan modal sosial yang berpengaruh nyata terhadap adopsi biosekuriti (P<0.05).