“…Sebagai salah satu pemasok spiny lobster ke pasar global, produksi lobster Indonesia pada tahun 2013 sekitar 16.482 ton (FAO, 2015). Produksi itu, berasal dari perairan Pulau Sebatik (Chodrijah et al, 2018); perairan Gorontalo & Sulawesi Utara; perairan Maluku Utara; perairan Sulawesi Tengah & Sulawesi Selatan (DJPB, 2013). Pasokan utama untuk pasar global adalah dari perairan barat Sumatera (Romdhon & Sukiyono, 2011;Nasution et al, 2015;Zulham & Nasution, 2016) yang didominasi oleh: P. penicilatus (32,8%), P. versicolor (22,9%), P. longipes (13,1%), P. homarus (22,4%) dan Parribus antarticus (14,2%); dari perairan selatan Jawa (Setyono, 2006;Suantika et al, 2017;Damora, 2016;Nasution et al, 2015;W ardiatno et al, 2016;Permana, 2017) yang didominasi jenis lobster: P. penicilatus (55%), P. homarus (39%); dan perairan Lombok (Williams, 2009;Jones, 2015;Kalih, 2012;Erlania et al, 2014;Witomo & Nurlaili, 2015), yang terdiri dari P. homarus (90%) dan P. ornatus (10%).…”