Insufisiensi laktasi menjadi masalah kesehatan masyarakat karena meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi. Plectranthus amboinicus (L.) telah dilaporkan efeknya pada peningkatan produksi susu. Dalam beberapa tahun terakhir, metode ekstraksi basah menggunakan pelarut air belum dilaporkan pengaruhnya terhadap produksi susu. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendapatkan dosis ekstrak basah yang efektif terhadap produksi susu, konsumsi pakan, pertumbuhan berat badan tikus dan anakan, 2) memperoleh waktu optimum dalam meningkatkan produksi susu, konsumsi pakan, pertumbuhan berat badan tikus dan anakan, dan 3) mengetahui hubungan produksi susu, konsumsi pakan, pertumbuhan berat badan tikus dan anakan. Penelitian dilakukan di Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University, pada Februari 2019 hingga Agustus 2019. Lima belas ekor tikus betina (Rattus norvegicus) galur Sprague-Dawley (SD) dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama sebagai kontrol, kelompok kedua adalah tikus yang diberi dosis 162 mg/kgBB (dosis 1), dan kelompok ketiga adalah tikus yang diberi dosis 324 mg/kgBB (dosis 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 324 mg/kgBB dapat meningkatkan produksi susu tikus (2,81 ± 0,47 g), pertumbuhan bobot badan anak tikus (18,43 ± 0,21 g), dan konsumsi pakan tikus (18,86 ± 0,18 g) dibandingkan dengan kontrol (masing-masing 1,79 ± 0,89 g, 13,39 ± 0,29 g, 13,14 ± 0,33 g). Pertumbuhan bobot badan tikus pada dosis 2 mengalami penurunan 1,79 ± 0,94 g dibandingkan dengan kelompok kontrol 0,43 ± 0,49 g. Waktu optimal untuk peningkatan produksi susu diperoleh pada hari ke 9-16. Peningkatan produksi susu berkorelasi positif dengan pertumbuhan bobot badan anak tikus dan konsumsi pakan tikus. Di sisi lain, produksi susu berkorelasi negatif dengan pertumbuhan berat badan tikus.