2021
DOI: 10.22219/kembara.v7i1.16407
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dwifungsi tuturan oposisi dalam masyarakat bersosiokultur Jawa

Abstract: Kemunculan tindak tutur oposisi dalam wacana rembuk desa tidak terhindarkan, bahkan dalam tataran tertentu menghasilkan dwifungsi tuturan oposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi tuturan oposisi dan daya pragmatik tuturan oposisi dalam rembuk desa. Sesuai dengan tujuan tersebut, penelitian ini adalah ethno-pragmatics study yang dilaksanakan di sebuah kelurahan di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Dihadiri oleh kurang lebih 30 orang warga pada tingkat RW dan 50 perwakilan warga dalam rap… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

1
0
0
1

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 45 publications
1
0
0
1
Order By: Relevance
“…Research findings (Fauzan, 2021) previously, The use of Thai loanwords in Jawi Malay reflects intensive interaction between two closely related cultures, while phonological changes demonstrate ongoing language adaptation amid a multilingual environment. In the social context, we found that the use of the Thai language tends to dominate formal situations, while Jawi Malay is more commonly used in daily interactions.…”
Section: Discussionsupporting
confidence: 51%
“…Research findings (Fauzan, 2021) previously, The use of Thai loanwords in Jawi Malay reflects intensive interaction between two closely related cultures, while phonological changes demonstrate ongoing language adaptation amid a multilingual environment. In the social context, we found that the use of the Thai language tends to dominate formal situations, while Jawi Malay is more commonly used in daily interactions.…”
Section: Discussionsupporting
confidence: 51%
“…Orang menyadari bahwa interaksi dalam segala kegiatan dalam etnik akan lumpuh tanpa bahasa. Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang (Fauzan 2021) Bahasa sebagai alat komunikasi verbal lisan hanya dimiliki manusia, karena hanya manusia yang memiliki bahasa. Tidak ada manusia yang hidup tanpa bahasa.…”
Section: Pendahuluanunclassified