The effect of bacterial augmentation, their doses and their effetiveness to reduce oil contamination in the absence or presence of organic matter in soil was investigated in two separate bench scale landfarming experiments using oil-contaminated soil from Bojonegoro. Two bacterial consortia (K1, a mix of strain 3.3, 3.4 dan 6.9; and K2, a mix of strain P1 and P2)
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh dari pemberian konsorsium bakteri, dosis bakteri dan bahan organik yang diberikan ke dalam tanah tercemar minyak asal Bojonegoro menggunakan teknik landfarming skala bangku. Percobaan ini terdiri dari dua bagian, yaitu penambahan mikroba tanpa atau dengan penambahan bahan organik. Konsorsium bakteri yang dicoba adalah K1 (campuran strain 3.3, 3.4 dan 6.9) dan K2 (campuran strain P2 dan P6). Dosis konsorsium bakteri yang diuji adalah 10 6 , 10 9 dan 10 12 cfu/g tanah. Kadar minyak awal dalam tanah adalah 5,8% dan 4,6%. Sebelum diinokulasi, tanah ditambahkan pupuk Urea dan NPK. Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan suhu tanah hingga 40ºC dan penurunan pH dari 8.1 menjadi 7.6 pada minggu pertama percobaan. Nilai TPH masing-masing perlakuan turun dari 5,8% menjadi 2.8-3.2% setelah 12 minggu. Analisis statistik menyatakan bahwa pemberian konsorsium, dan dosis konsorsium bakteri tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan nilai TPH maupun terhadap populasi mikroba tanah. Pada percobaan 2 (dengan penambahan bahan organik), kedua konsorsium bakteri dapat menurunkan TPH di bawah 1% setelah 5 minggu percobaan. Berdasarkan hasil percobaan ini, konsorsium bakteri yang dikembangkan di lab diduga mengalami kendala lingkungan yang menyebabkan tidak dapat hidup lama di tanah.Kata kunci: bioremediasi,konsorsium mikroba, tanah tercemar minyak, TPH
PENDAHULUANTanah yang tercemar minyak bumi banyak ditemukan di sekitar sumur minyak dan lokasi pengumpulan minyak. Pencemaran tersebut terjadi akibat tumpahan minyak sewaktu penambangan dan pemindahan minyak bumi. Pencemaran tanah oleh minyak bumi menimbulkan masalah lingkungan karena minyak