Economic Value of Water for Domestic and Rice Farms in Surrounding Wan Abdul Rachman Forest Park

Abstract

Wan Abdul Rachman Forest Park (Tahura WAR) has a useful hydrological function for the surrounding community, especially for the household and rice farmers. Tahura WAR condition that changed function, causing water supply is reduced. The economic value of water needed to be known, so the community can support the sustainability of Tahura WAR. The purpose of this study is to estimate the economic value of water from Tahura WAR which is a source of water for the surrounding households and rice farmers. The economic value of water is approached by an assessment of the willingness to pay of the community in Batu Putuk urban village that borders directly with Tahura WAR. This research was conducted in August 2017 with the number of respondents is 47. Sampling technique by using purposive sampling and proportionate stratified random sampling. The results showed that the domestic economic value of water is Rp.9,602,428,308/year, while the economic value of rice farming water is Rp.1,050,000/year and willingness to pay from the community and farmers of rice fields is Rp.411,513,920/year. Total economic value of water utilization around Tahura WAR is Rp.10,014,992,228/year. The value proves that the forest could give high benefit to the community from the hydrological function. Therefore, the existence of the upstream community dependence on Wan Abdul Rachman Forest Park.Keyword: water economic value, total economic value, Tahura Wan Abdul Rachman, willingness to pay

Study of Economic Value of Water for Domestic and Agricultural Uses in Grojogan Sewu Nature Tourism Parkwater Conservation

“…Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data hasil wawancara terhadap responden selanjutnya direkapitulasi dan diolah menggunakan rumus yang terdapat pada penelitian Arianto et al (2018) .5997…”

“…Nilai ekonomi pemanfaatan air domestik di sekitar kawasan TWA Grojogan Sewu ini memiliki nilai yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai ekonomi pemanfaatan air rumah tangga oleh masyarakat sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman yang memiliki nilai Rp800.202.359,00/bulan (Arianto et al, 2018) dan lebih besar jika dibandingkan dengan pemanfaatan air domestik di sekitar Daerah Aliran Sungai Way Betung yaitu Rp57.957.299,00 (Pratama et al, 2018). Salah satu faktor penentu besar kecilnya nilai ekonomi pemanfaatan air domestik adalah banyaknya pengguna.…”

“…Nilai pemanfaatan air untuk irigasi ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Pratama et al (2018). di Daerah Aliran Sungai Way Betung yaitu sebesar Rp890.000,00/tahun dengan luas lahan sawah yang dimiliki adalah 5,35 ha dan 1 kali musim panen dan juga hasil penelitian pemanfaatan air irigasi pertanian di sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman yaitu Rp1.050.000,00/tahun memiliki luas lahan sawah 3,5 ha dan 2 kali musim panen (Arianto et al, 2018). Musim panen di kawasan TWA Grojogan Sewu terjadi 3 kali setahun, hal ini menandakan bahwa kondisi debit air untuk daerah ini masih mencukupi, walaupun saat musim kemarau.…”

“…Hasil ini tidak terlalu berbeda dengan yang diungkapkan Afifah et al (2013) bahwa masyarakat Dusun Kerandangan, Kabupaten Lombok Barat bersedia membayar jasa lingkungan air yang mereka gunakan sebesar Rp9.000,00/KK/bulan. Sedangkan Arianto et al (2018) menyatakan bahwa kesediaan membayar (WTP) rata-rata petani sawah adalah sebesar Rp66.667,00/tahun dengan total kesediaan membayar adalah sebesar Rp200.000,00/tahun. Perbedaan nilai-nilai ini disebabkan oleh luasan lahan dan jumlah pemanfaat yang berbeda, luas lahan dan pemanfaatan dalam penelitian di TWA Grojogan Sewu ini lebih besar, sehingga menghasilkan nilai kesediaan yang lebih tinggi.…”