AbstrakSchistosomiasis merupakan suatu penyakit tropik yang disebabkan oleh cacing genus Schistosoma. Spesies yang dapat menginfeksi manusia antara lain Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum, Schistosoma mekongi, Schistosoma haematobium dan Schistosoma intercalatum. Penyakit ini telah menyerang 200 juta orang penduduk di negara berkembang. Penularan pada manusia terjadi dengan cara serkaria menembus kulit sewaktu kontak dengan air yang mengandung serkaria. Respon imun pada penderita schistosomiasis terhadap antigen cacing dan telurnya mempengaruhi perjalanan penyakit dan klinis yang ditimbulkan. Status imunitas menentukan perubahan patologi yang akan terjadi seperti pembentukan granuloma, gangguan terhadap organ atau bahkan melindungi penderita terhadap kejadian infeksi berat. Pada keadaan tertentu cacing schistosoma dapat bertahan selama bertahuntahun meskipun hospes mempunyai respon imun yang kuat. Gejala schistosomiasis akut dapat berupa demam, malaise, mialgia, batuk, sakit kepala dan nyeri abdomen yang dikenal dengan sindroma Katayama. Gejala akut ini sering muncul pada orang yang mengalami infeksi pertama kali. Pada keadaan kronik, schistosomiasis dapat menimbulkan kerusakan organ berupa fibrosis, striktur dan kalsifikasi. Kata Kunci : schistosimiasis, sindroma Katayama, fibrosis, granuloma
AbstractSchistosomiasis is a tropical disease which is caused by helminth of genus schistosoma.Species of schistosoma which can infect human are Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum, Schistosoma mekongi, Schistosoma haematobium and Schistosoma intercalatum. Schistosoma has infected 200 million people in developing countries. It is transmitted to human when the free living cercariae penetrate the skin in contaminated water. Immune response to somatic and egg antigen determine natural history of disease and clinical symptom. Immunity is responsible for pathological changes which formed granuloma, organ disfunction and even able to protect the body from heavy infection. In certain case, schistosomiasis can persist for years in host with strong immunity.
TINJAUAN PUSTAKA