Jumlah penduduk yang besar di Indonesia memberikan dampak negatif antara lain, masalah kesehatan, kemiskinan, pengangguran, dan kriminalisasi. Program Keluarga Berencana (KB) memiliki implikasi dalam menurunkan angka kelahiran untuk mensejahterakan masyarakat. Pada tahun 2012, angka partisipasi KB keluarga pra sejahtera di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 24 persen lebih besar dibandingkan keluarga sejahtera I, II, III, dan III+. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang menentukan partisipasi KB pada keluarga pra sejahtera di Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini merupakan analisis kuantitatif, menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap partisipasi KB pada keluarga pra sejahtera yaitu jumlah anak dan usia suami, dengan nilai koefisien jumlah anak adalah positif yang berarti semakin banyak anak (> 2 anak) maka semakin tinggi peluang istri untuk berpartisipasi KB. Nilai koefisien usia suami adalah negatif yang artinya semakin muda usia suami maka semakin tinggi peluang istri untuk berpartisipasi KB. Sementara variabel lain yaitu: usia istri, pendidikan istri, partisipasi istri dalam bekerja, tempat tinggal, ukuran keluarga ideal, komunikasi suami istri, dan kunjungan petugas KB tidak secara signifikan menentukan tingkat partisipasi KB seorang istri. Pemerintah seharusnya mensosialisasikan program keluarga berencana sejak awal pernikahan, agar keluarga pra sejahtera berpartisipasi KB sebelum memiliki banyak anak. Selain itu, perlu penelitian lebih lanjut terkait efektivitas alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan (pil dan suntik KB) pada keluarga pra sejahtera.
Kata Kunci: keluarga berencana, keluarga pra sejahtera, jumlah anak, usia suami