2022
DOI: 10.30867/pade.v4i2.1059
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Edukasi dan deteksi dini stunting pada anak dibawah dua tahun

Abstract: Prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu mencapai 32,8% pada baduta. Meski terjadi penurunan prevalensi stunting tahun 2018 baik pada balita maupun baduta namun masih belum mencapai target yang diharapkan. Salah satu upaya untuk percepatan penurunan prevalensi stunting yaitu melalui pendidikan dan deteksi dini stunting pada anak. Tujuan kegiatan pengabdian yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakan khususnya orang tua baduta agar melakukan pengukuran panjang badan secara berkala pada anak… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 10 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Sejalan dengan hasil pengabdian yang dilakukan di Posyandu Gampong Ranto hasil yang diperoleh edukasi dengan cara penyuluhan yang dibekali leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang stunting. Hal ini juga mempengaruhi sikap responden dalam melakukan deteksi stunting terbukti dari kehadiran dan kesediaan untuk melakukan pengukuran panjang badan anak (Zahara & Yushida, 2022). Pengabdian lain yang dilakukan di Desa Sendangsari menunjukkan, setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar orangtua/pendamping mengetahui bahwa gizi juga dapat mempengaruhi tinggi badan anak, dan selama ini mereka tidak memantau tinggi badan anak, sehingga diarahkan untuk pemantuan di posyandu (Yulaikhah et al, 2020).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Sejalan dengan hasil pengabdian yang dilakukan di Posyandu Gampong Ranto hasil yang diperoleh edukasi dengan cara penyuluhan yang dibekali leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang stunting. Hal ini juga mempengaruhi sikap responden dalam melakukan deteksi stunting terbukti dari kehadiran dan kesediaan untuk melakukan pengukuran panjang badan anak (Zahara & Yushida, 2022). Pengabdian lain yang dilakukan di Desa Sendangsari menunjukkan, setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar orangtua/pendamping mengetahui bahwa gizi juga dapat mempengaruhi tinggi badan anak, dan selama ini mereka tidak memantau tinggi badan anak, sehingga diarahkan untuk pemantuan di posyandu (Yulaikhah et al, 2020).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Stunting adalah masalah gizi kronis yang banyak ditemukan pada anak di Indonesia, Prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu mencapai 32,8% pada baduta. Meski terjadi penurunan prevalensi stunting tahun 2018 baik pada balita maupun baduta namun masih belum mencapai target yang diharapkan (Zahara & Yushida, 2022) Merujuk standard pertumbuhan WHO seorang anak dikatakan stunting jika panjang atau tinggi badan dibawah -2 SD dari rata-rata anak pada usia dan jenis kelamin yang sama1 . Secara global stunting terjadi pada 162 juta anak usia di bawah 5 tahun (balita), jika hal ini berlanjut di predisi 127 juta anak balita akan stunting pada 2025 (WHO,2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Edukasi menggunakan slide presentation dan leaflet sangat menunjang pemahaman orang tua mengenai stunting. Hal ini sejalan dengan hasil pengabdian kepada masyarakat (Zahara & Yushida, 2022) bahwa edukasi dengan cara penyuluhan yang dibekali leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden tentang stunting dan memengaruhi sikap responden dalam melakukan deteksi stunting.…”
Section: Diskusiunclassified