ABSTRAK
Penggunaan ovitrap dengan modifikasi penambahan atraktan telah dikenal sebagai metode alternatif dalam pengendalian vektor DBD (Demam Berdarah Dengue). Bahan atraktan dapat dibuat dari bahan alami yang mudah dijumpai sehingga ramah lingkungan dan murah. Tanaman jagung cukup mudah diperoleh serta mudah diolah sebagai bahan atraktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas air rendaman kulit jagung (Zea mays L.) dalam berbagai konsentrasi sebagai atraktan nyamuk Aedes aegypti. Penelitian dengan desain eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap. Bahan penelitian berupa kulit jagung dengan kondisi kering dan direndam selama tujuh hari menggunakan ember yang tertutup. Sampel penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti betina kenyang darah yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 4 kelompok perlakuan yang masing-masing air rendaman jagung konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20% dan satu kelompok tanpa rendaman air jagung . Setiap kelompok terdiri dari 25 ekor nyamuk dan replikasi dilakukan sebanyak 5 kali. Selama tujuh hari pengamatan jumlah telur tertinggi terdapat pada hari kelima dengan jumlah rata-rata telur adalah konsentrasi 5% (100,60±67,09), 10% (30,40±16,80), 15% (2,80±2,94), 20% (2,00±2,44).Least Significant Differences) pada perlakuan akuades-atraktan 5% (p= 0,027), atraktan 5%-10% (p= 0,005), atraktan 5%-15% (p= 0,000), dan atraktan 5%-20% (p= 0,000). Kkonsentrasi atraktan 5% efektif dalam meningkatkan jumlah telur pada ovitrap.
Kata kunci : Aedes aegypti, Kulit jagung (Zea mays L.), Atraktan